SATELITNEWS, LEBAK – Nabila warga Kampung Sindangsari, Desa Sindangsari, Kecamatan Warunggunung harus ikhlas menjadi tulang punggung keluarga dengan memungut barang bekas untuk dijual ke pengepul. Uang yang tidak seberapa yang didapatnya itu semata untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarganya pasca ayahnya Ending mengalami sakit.
Nabila yang masih duduk di salah satu bangku sekolah dasar (SD) di Kecamatan Warunggunung itu, harus rela pulang sekolah memungut barang bekas di jalan raya. Di tengah panasnya terik matahari dan tontonan warga yang melihat, anak pertama dari keluarga tidak mampu itu terus bersemangat mengambil barang bekas untuk nantinya dijual ke pengepul.
Uang hasil jual barang bekas nantinya selain untuk jajan juga ia gunakan untuk membantu orang tuanya yang tidak lagi bisa bekerja karena sakit di bagian kaki akibat kena lempengan seng saat bekerja di salah satu material bangunan di kampungnya. Begitupun ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan.
Nabila yang masih mengenakan pakaian sekolah saat ditemui di jalan raya Rangkasbitung-Pandeglang tak menutup-nutupi aktivitas memulung.
Dengan karung berwarna putih yang dibawanya, satu per satu barang bekas yang berada di jalanan atau di semak-semak ia masukan hingga ke rumahnya.
“Lagi mulung (mungut barang bekas), bapaknya lagi sakit sudah dua bulan sakit (luka di kaki) kena seng,” ucap polos Nabila, Kamis (22/8/2024).
“Barang bekasnya dijual, untuk jajan dan bantu bapak,” kata Nabila yang sudah merasa kepanasan di bawah teriknya sorotan matahari.
Ending orangtua Nabila saat ditemui di kediamannya mengaku, sedih melihat anaknya harus kerja keras untuk membantu ekonomi keluarga. Namun demikian, ia hanya bisa mendoakan anaknya selalu sehat dan limpahan rezeki.
“Tega gak tega, tapi gimana kaki sakit kena seng lukanya sudah hampir tiga bulan belum sembuh,” kata Ending.
Luka yang cukup parah dibagian kaki Ending, itu terjadi saat dirinya tengah membantu temannya mengangkat lempengan seng. Nahas, seng tersebut mengenai kakinya hinga luka parah. Dengan keterbatasan ekonomi, dirinya kini hanya berobat jalan saja. “Kerja di material bangunan, tinggal di kontrakan. Jadi untuk berobat seadanya saja,” imbuhnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post