SATELITNEWS.COM, LEBAK—Sejumlah peserta tari di Kabupaten Lebak mengungkapkan kekecewaannya usai batal tampil menari rekor MURI pada pelaksanaan acara Hari Kesehatan Nasional (Harkesna) dan Harvesting BBI BBWI yang digelar oleh Provinsi Banten.
Sedihnya, mereka yang sudah latihan berbulan-bulan dengan biaya sendiri itu harus mendapat kabar batal pada H-1 jelang digelarnya kegiatan tersebut dari Pemprov Banten yang sedianya diadakan Rabu (11/12/2024) hari ini.
Kekecewaannya salah satunya datang siswi SMA di Kecamatan Bayah, M. Dia menyatakan kecewa atas pembatalan sepihak tanpa adanya penjelasan untuk peserta dari Lebak. “Kita sudah latihan (berbulan-bulan), H-1 gladi digelar, selepas gladi kita mendapat kabar dibatalkan, kita pengen tahu apa alasananya dibatalkan,” ucap M, di Rangkasbitung, Rabu (11/12/2024).
M mengaku berangkat dari Kecamatan Bayah ke Rangkasbitung membutuhkan jarak tempuh yang cukup jauh. Terlebih, dirinya dan peserta lain harus menyewa rumah untuk dijadikan tempat tidur sementara. “Kita dari jauh, Bayah. Kita sudah tinggalkan pelajaran. Kita sampai menginap ngontrak rumah di rangkasbitung. Tiba-tiba batal, Kami kecewa,” katanya.
Kekecewaan juga dirasakan oleh keluarga calon peserta tari dari SMA di Kecamatan Muncang. Narasumber yang enggan namanya disebutkan itu mengaku, sedih melihat tenaga dan pikiran adiknya yang sudah berbulan latihan batal tampil. Terlebih kostum dan biaya lainnya adiknya harus merogoh kocek sendiri.
“(Kostum) Kalau kebaya ada yang minjem ke saudara, ada juga yang beli termasuk adik saya, karena tidak punya akhirnya beli,” ujarnya. “Kalau transportasi dan penginapan itu dari pihak sekolah. Saya kecewa setelah kejadian ini, tenaga dan pikiran serta harus meninggalkan pelajaran untuk menyukseskan acara tersebut,” imbuhnya.
Salah satu pelatih tari di SMK negeri di Lebak, Arifin, mengatakan dirinya sudah melatih 100 orang, para siswa sudah melakukan latihan dengan giat dan antusias. Namun sangat disayangkan, ia mendapatkan informasi pembatalan sehari sebelum pelaksanaan tari tersebut.
“Sebelumnya sudah ada informasi waktu pelaksanaan diundur, mulanya bulan Oktober, kemudian para siswa tetap berlatih. Namun, ternyata H-1 pelaksanaan baru diinformasikan untuk batal ikut serta,” kata Arifin.
Kabarnya akan ada 24.000 siswa-siswi se- Banten akan menari kolosal rekor MURI tetapi 9.000 siswa siswi digagalkan untuk ikut bagian acara tersebut. Mereka di antaranya berasal dari Kabupaten Pandeglang sebanyak 3.000 peserta, Kabupaten Lebak 3.000 peserta, dan Kota Cilegon 3.000 peserta. 9.000 siswa-siswi peserta itu seharusnya tampil secara serempak di masing-masing kota/kabupaten. Kabupaten Lebak direncanakan digelar di Stadion Uwes Qorni, Kecamatan Rangkasbitung.(mulyana)
Diskusi tentang ini post