SATELITNEWS.COM, LEBAK–Kepala Desa (Kades) Kerta, Kabupaten Lebak Ricki angkat bicara terkait ramai dirinya dituding menyalahgunakan narkoba serta kepemilikan senjata api hingga berujung penyegelan kantor desa.
Secara tegas, dirinya membantah semua tuduhan tersebut. Menurutnya, permasalahan ini mencuat akibat persoalan pribadi. Riki tidak menyebutkan siapa pihak yang dimaksud.
Namun dirinya menegaskan apa yang dituduhkan terhadap dirinya terkait narkoba dan kepemilikan senpi berupa barang bukti sebuah foto bergambar pipet dan bong (alat isap narkoba) dan senpi itu tidak benar.
Ricki menyebut penggunaan sabu dan digerebek warga yang kini telah menyebar luas di kalangan masyarakat juga tidak benar.
“Terkait tuduhan narkoba itu tidak ada, isu yang beredar Jaro nyabu di rumah digerebek warga itu bohong. Malam tahun baru saya di Malingping lantaran anak sedang sakit, bahkan salah satu anak saya dirawat,” kata Riki melalui telepon selulernya, Kamis (9/1/2025).
Riki mengaku bingung, tuduhan-tudahan yang disampaikan oleh warga terhadap dirinya atas kepemilikan alat untuk nyabu dan senpi itu hanya foto saja tanpa dibuktikan secara fisik. Anehnya, kata Riki, foto yang beredar pipet bong itu disimpan di ruangan umum.
“Tuduhan narkoba itu hanya sebuah foto, pipet di atas meja ruangan saya, di kursi ruang tunggu, dan di lemari perades ada bohong. Kan bingung saya, foto bisa saja ada yang menyimpan,” tuturnya.
“Logikanya masa saya nyimpan barang seperti itu di atas meja, di lemari dan di ruang tunggu, sama saja saya bunuh dirinya,” ucapnya.
Tidak hanya di kantor pemdes, hal serupa juga terjadi di dalam mobil desa, kata Riki mobil desa bebas siapa saja yang menggunakan bagi masyarakat yang membutuhkan khususnya terhadap pelayanan masyarakat yang sedang sakit.
“Mobil itu (aset pemdes) siapa saja bisa memakainya bahkan salah satu oknum yang melaporkan saya ke kecamatan itu sudah beberapa kali meminjam mobil desa tersebut,” katanya.
Riki juga tak menampik ada fotonya dirinya berfoto menggunakan senpi, namun demikian kilah Riki foto tersebut merupakan foto lama dan senpi itu bukan milik pribadinya melainkan milik anggota Polri.
“Saya tidak punya senpi. Ada pun yang di foto itu saya, memang benar tapi itu foto lama itu pun waktu saya meminjam untuk difoto oleh anggota itu pun teman saya,” ujarnya.
Saat disinggung, faktor apa yang menyebabkan terjadinya tuduhan hingga penyegelan kantor desa yang dilakukan masyarakat, ujar Riki, ini bermula masalah pribadi.
“Faktor pribadi, dan dendam pasca Pilkada (Penyeb terjadinya konflik di Desa Kerta,)” katanya. Riki tak menampik tuduhan-tudahan hingga terjadi penyegelan dan ancaman mundurnya perangkat desa didasari oleh orang yang benci terhadap dirinya.
“Tidak menutup kemungkinan seseorang yang benci terhadap saya. Terkecuali seperti Jaro Margajaya yang kini telah diberhentikan Pemkab Lebak, barang buktinya ada, surat rehabnya (dari Polda) ada itu jelas nggak bisa ngelak, sementara bukti tuduhan saya tidak ada,” sambung Riki menjelaskan.
Soal perades ancam mundur, Riki menyebut prades jarang ngantor kerja semaunya, bahkan kejadian itu sudah sering terjadi.
“Kades tegur bawahan wajar ya karena sebagai pimpinan, teguran terhadap perades karena masyarakat mengeluhkan pelayanan, bahkan bukan sekali dua kali saya beri arahan namun selalu dilakukan oleh perades,” imbuhnya.
“Saya sudah ke DPMD, pesan DPMD kalau mau kerja-kerja kalau mundur suruh bikin surat pengunduran diri di atas materai mau diproses. Kalau saya gimana mereka (perades) saja, karena kerjanya juga semaunya bahkan menusuk saya dari belakang,” tandanya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post