SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Para pedagang di Pasar Induk Jatiuwung, Kota Tangerang ramai-ramai membuang barang dagangannya. Hal ini merupakan bentuk protes lantaran pasar tersebut sepi pengunjung. Sehingga, bukannya mendapat keuntungan malah kerugian.
Nampak para pedagang itu membuang berbagai jenis sayur mayur di depan lapak sembari melontarkan kalimat kekecewaan dan tuntutan. Katua Forum Pedagang Pasar Induk Jatiuwung, H Majid mengatakan mereka kecewa lantaran, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tak menepati janji soal penutupan Pasar Induk Jatiuwung. Pasalnya, kata dia setelah mendapat janji soal penutupan itu para pedagang memutuskan pindah ke Pasar Induk Jatiuwung.
“Kami minta kepastian statment yang sudah dikeluarkan pemerintah, kami menghuni di sini sudah lima bulan sampai sekarang belum ada realisasinya, kami sudah habis habisan pak sudah sangat habis,” ujarnya. Kata dia seharusnya satu daerah hanya ada satu pasar induk saja. Keberadaan Pasar Induk Tanah Tinggi menyebabkan para pasar Jatiuwung sepi pembeli.
“Sampai saat ini kami menderita dengan adanya dua pasar ini kami pengen ada kepastian dari pemerintah. Kalau untuk kerugian, tidak bisa dinominalkan, kami rugi tenaga, rugi waktu , rugi jauh sama keluarga,” kata Majid.
Selama lima bulan menghuni Pasar Jatiuwung, Majid mengaku para pedangan terus mengalami kerugian. Bahkan untuk mempertahankan berjualan di lokasi itu para pedagang terpaksa harus hutang. “Kami bertahan dengan gali lubang tutup lubang, utang kami sudah seleher pak. Dibandingkan dengan dagangan yang dijual, lebih banyak yang dibuang ke tempat sampah, karena dagangan kita bukan dagangan awet,” jelas Majid.
Hal senada diungkapkan oleh pedagang sayur, Ade Syafiudin. Kata dia para pedagang masih bertahan lantaran berharap janji pemerintah daerah. “Pedagang Jatiuwung ini mengingat dengan dasarnya kami pindah ke Jatiuwung, pemerintah mengatakan pasar tanah tinggi akan ditutup, makannya kami minta kebijakannya sekarang,” katanya. Dirinya pun meminta pemerintah segera menepati janjinya. Pasalnya para pedagang terus mengalami kerugian. (irfan)