SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Masyarakat RT 04 RW 011 Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug boleh jadi bangga terhadap ketua RT mereka, Sobirin. Sebab ia meraih juara II Inovator Kampung Tematik Kategori Madya Tahun 2022 dalam lomba yang digelar oleh Bappeda Kota Tangerang.
Sejak tahun 2019 ia berhasil membangun kampung tematik Sadar Lingkungan atau Darling yang telah dua kali berturut-turut meraih runner up lomba kampung tematik kategori madya. Sobirin menceritakan, upayanya membangun kampung tematik dimulai dari mengikuti sosialisasi kampung tematik yang digelar oleh Pemkot Tangerang pada tahun Februari 2019.
Sobirin termotivasi oleh Bambang Irianto selaku penggagas Kampung Glintung Go Green Malang Jawa Timur yang menjadi narasumber dalam sosialisasi tersebut. Menurutnya, apa yang disampaikan olehnya dapat menjadi contoh untuk diterapkan di lingkungan.
“Di sana saja bisa membangun kampung kenapa di sini ga bisa, kita mulai sosialisasikan ke masyarakat dan disepakati membentuk kampung Darling yang diluncurkan pada Juni 2019,” ungkapnya belum lama ini.
Setelah diluncurkan, kampung Darling berjalan sesuai dengan ilmu yang diberikan dalam sosialisasi kampung tematik. Sobirin mulai mengajak warga menata lingkungan dengan penghijauan. Kemudian dalam membangun kampung, Sobirin berpegang teguh pada pesan Bambang Irianto agar membangun kampung tak menggunakan uang apalagi bersumber dari warga dan kas RT setempat.
“Sedikit banyak pengorbanan uang itu ada, minimal untuk membeli pot, pupuk dan kebutuhan lainnya. Untuk minimalisir penggunaan uang saya manfaatkan uang insentif RT/RW, juga ada uang pribadi,” ujarnya.
Selain itu, Sobirin mengajak warga memanfaatkan barang bekas yang ada di rumah untuk pengganti pot. “Kita manfaatkan untuk menghijaukan lingkungan, ada bekas panci, dispenser, sampai bekas blender,” tukasnya.
Setelah satu tahun berdirinya kampung Darling tepatnya Februari 2020 Sobirin membentuk bank sampah. Tujuannya mengajak partisipasi masyarakat memilah sampah di rumah. Selain itu kehadiran bank Sampah dapat memberikan manfaat ekonomi bagi warga setempat.
Di awal pembentukannya, Sobirin mengaku rendahnya antuasias warga. Saat itu hanya sekitar 50 orang yang aktif menyetorkan sampahnya. “Selama satu tahun omzet bank sampah tidak maksimal,” ujarnya.
Pada Juli 2021, Sobirin memulai kembali bank sampah dengan struktur pengurus baru. Ia pun berinovasi membuat program yang dapat menarik antusias warga mengikuti bank sampah. “Memanfaatkan momen Kemerdekaan RI, warga diminta menyetorkan sampahnya. Setiap 10 Kilogram akan mendapatkan voucher belanja UMKM di kampung Darling sebesar 10 ribu,” ungkapnya.
Program tersebut mendapatkan sambutan yang baik dari warga. Bahkan dilirik oleh swasta yang membuat program voucher belanja untuk warga kampung Darling. “Sekarang warga terbiasa memilah sampah dari rumah, penjualan sampah ke pengepul dilakukan setiap minggu dengan jumlah sampah mencapai 400-500 Kilogram,” ungkapnya.
Inovasi Sobirin dalam program bank sampah mendapatkan apresiasi dari Pemkot Tangerang dengan meraih juara 1 pengelolaan sampah. Inovasi yang dilakukan Sobirin tak hanya mendukung Pemkot Tangerang dalam upaya mengurangi sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah dengan melakukan pemilahan sampah dari rumah namun juga menggerakan perekonomian warga setempat dari sampah yang dikelola.
“Alhamdulilah tahun ini selain juara 2 kampung tematik dan juara inovator, kampung Darling juga meraih juara 1 pengelolaan sampah,” ujarnya. Ia mengatakan, salah satu poin diraihnya juara 1 pengelolaan sampah dikarenakan bank sampah kampung Darling mampu menggerakan ekonomi sirkular dari pengelolaan sampah melalui program pemberian voucher belanja kepada nasabah.
“Mereka yang mendapatkan voucher dapat membelanjakan ke UMKM di lingkungan, pelaku UMKM juga dapat membelanjakannya ke UMKM lainnya sehingga adanya perputaran ekonomi di kampung Darling,” ungkapnya.
Sobirin mengungkapkan, selain sampah non organik Bank Sampah Kampung Darling juga mengumpulkan sampah organik yang disulap menjadi kompos, Eco enzyme dan molase. “Hasilnya dimanfaatkan untuk penghijauan di lingkungan setempat,” katanya.
Selain bank sampah, Sobirin juga menggerakan ketahanan pangan di Kampung Darling dengan menanam sayuran dan budidaya ikan lele menggunakan sistem akuaponik. Sobirin mengungkapkan, sistem akuaponik dipilih untuk menyiasati minimnya lahan di Kampung Darling. Melalui akuaponik memadukan budiday perikanan dan budidaya tanaman khususnya sayuran tanpa media tanah yakni hidroponik.
“Meski lahan terbatas, KWT dan ketahanan pangan di Kampung Darling tetap berjalan,” ujarnya. Sayuran yang dihasilkan diakui lebih sehat karena organik tanpa pupuk dan tanpa penyiraman. Panen yang dihasilkan dikelola kembali dengan dibagikan dan sebagian dijual kembali ke masyarakat.(made)