SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Selasa (08/08/2023) pagi menggelar prosesi pelepasan mahasiswa yang akan menjalani Kuliah Kerja Kemasyarakatan (KKK) 2023. Para mahasiswa UNIS Tangerang ini bakal mengikuti KKK selama sebulan dari tanggal 7 Agustus hingga 7 September 2023 baik di wilayah Kota maupun Kabupaten Tangerang.
Turut hadir dalam kesempatan ini adalah Wali kota Tangerang Arief R Wismansyah. Atas nama Pemkot Tangerang Arief tak lupa menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada UNIS Tangerang yang turut berkontribusi membantu mengatasi masalah sosial melalui program KKK-nya.
“Mudah-mudahan mahasiswa ini memang sudah dipersiapkan dengan baik oleh UNIS untuk membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan juga menjadi jembatann agar masyarakat bisa merasakan semua program Pemkot Tangerang, sehingga tujuan akhirnya yakni bersama-sama kita menciptakan Kota Tangerang yang sejahtera berakhlakul karimah dan berdaya saing bisa diwujudkan,” katanya.
Secara konkret menurut Arief, partisipasi yang diharapkan Pemkot Tangerang dari para mahasiswa UNIS yang melakukan KKK adalah turun wilayah untuk berkolaborasi dengan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. “Di antaranya mungkin bisa melakukan pelatihan, sosialisasi dan bisa juga dibantu masyarakat menggunakan aplikasi yang dimiliki pemerintah, sehingga masyarakat bisa memiliki akses langsung yang lebih baik dan cepat ke pemerintah,” ujarnya.
Rektor UNIS Tangerang Prof Mustafa Kamil dalam sambutannya juga menitipkan pesan kepada mahasiswa KKK agar bisa bekerja bersama masyarakat dan beradaptasi serta membawa nama baik almamater. Selain itu, dia juga meminta mahasiswa yang KKK untuk menghindari terjadinya konflik dengan masyarakat.
“Karena ada banyak kasus mahasiswa KKN diusir warga, maka anda harus bisa beradaptasi dengan lingkungan. Berikutnya berikan hal-hal terbaik kepada masyarakat, kalau tidak bisa carilah fasilitator. Contoh, dalam bidang kesehatan jangan sekali-sekali mahasiswa UNIS memberikan obat atau membuat resep atau pun mengobati orang sakit. Tapi carikan dokter atau mahasiswa sedang koas,” ucapnya.
Berikutnya mahasiswa dilarang membuli dan harus bijak menggunakan media sosial. “Jangan segala-segala upload, atau sedikit-sedikit main update status. Pokoknya jangan membuat hal- yang aneh-aneh, jaga marwah UNIS Tangerang dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Sementara, Ketua LPPM UNIS Tangerang yang juga ketua pelaksana kegiatan Hudaya Latuconsina menjelaskan, jumlah peserta mahasiswa KKK total mencapai 929 di mana di antaranya di Kota Tangerang sebanyak 409 mahasiswa, Kabupaten Tangerang sebanyak 411 mahasiswa.
Yang paling menarik, KKK ini juga diikuti oleh mahasiswa yang menuntut ilmu dari Lapas Pemuda Tangerang yakni warga binaan pemasyarakatan. Jumlahnya bahkan mencapai 30 peserta. “Kami punya program kerja sama dengan Kemenkum HAM, PKS-nya (Perjanjian Kerja Sama-red) dengan Ditjen Lapas. Jadi kita memfalitasi warga binaan di lapas dan tahun ini mahasiswanya 30 orang yang menyelesaikan sementer VI dengan Prodi Pendidikan Agama Islam,” ucapnya.
Hudaya mengatakan, jika diperhatikan dengan seksama para mahasiswa yang berkuliah di lapas ini pada dasarnya adalah orang-orang cerdas namun sayangnya mereka mendapat “musibah” tersandung kasus hukum.Mereka ini kemudian dikuliahkan dengan biaya yang ditanggung negara melalui APBN. “Kelihatannya progresnya bagus dan bahkan dari diskusi kita kemarin, pada dasarnya mereka inikan ngambil jurusan guru agama dan akan praktik, malah mereka minta kalau bisa KKK di luar. Baik SMP, SMA atau pun madrasah,” ujarnya.
Dia mengatakan, dari 30 peserta KKK yang ikut, sebenarnya ada 7 orang dinyatakan bebas. Namun lantaran sejak awal sudah berkuliah di dalam lapas, maka mereka tetap ingin di sana dan memilih kos di sekitar lapas. “Sebenarnya kalau mereka mau kuliah di kampus UNIS menurut Dekan FAI (Fakultas Agama Islam) siap difasilitasi, cuma mungkin secara psikilogis mereka khawatir ya akhirnya tetap studi di lapas,” ucapnya.
Untuk itu, dia pun mendorong agar program yang bagus ini jangan tanggung. Maksudnya agar program kuliah juga diadakan di lapas lain. “Nanti selanjutnya digiring kembali, jangan cuma di situ. Kalau bisa dilakukan juga di lapas lain, terutama di Lapas Wanita karena memang belum ada. Jadi bisa bagus banget karena sejauh ini baru di Lapas Pemuda yang notabene WBP nya pria,” pungkasnya. (made)
Diskusi tentang ini post