SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Berbicara tentang permasalahan gigi sekarang ini bukan hanya berkaitan dengan kesehatan semata, namun sudah mulai bergeser ke arah estetika (kecantikan) dan tren (gaya hidup).
Mungkin kalau dahulu masyarakat akan pergi ke dokter gigi hanya pada saat mereka sakit gigi lalu mendapat solusi berupa tindakan kuratif/pengobatan. Namun sekarang tingkat kesadaran masyarakat sudah mulai tinggi terhadap permasalahan giginya.
drg. Endah Widiastuti dari Klinik Pratama Larasati Poris Kota Tangerang mengatakan, saat ini tidak sedikit masyarakat yang datang ke poliklinik gigi untuk sekedar membersihkan karang gigi. Namun seiring perkembangan zaman, permasalahan gigi pun mengalami perubahan dari sekedar kesehatan menjadi kecantikan.
“Memang untuk pembersihan karang gigi ini sangat dianjurkan oleh dokter gigi setidaknya 6bulan 1x,” ujarnya kepada satelitnews.com
drg. Endah Widiastuti menerangkan, hal tersebut dapat dipicu oleh semakin meningkatnya teknologi dan pengaruh sosial media, banyak masyarakat terobsesi untuk memiliki senyum yang indah. Dengan adanya peningkatan teknologi di bidang kedokteran gigi menyebabkan banyak Tindakan-tindakan gigi yang semula hanya dilakukan untuk sekedar pengobatan, namun saat ini dapat ditambahkan juga untuk mengembalikan atau bahkan memperbaiki estetika.
“Seperti misalkan, gigi depan yang berlubang. Saat ini untuk melakukan penambalan gigi depan tidak hanya sekedar menutup lubang gigi dengan bahan tambal yang seperti dahulu dilakukan, melainkan dapat dilakukan dengan bahan yang dapat di selaraskan dengan warna gigi natural atau bahkan bisa dengan bahan tambal yang lebih putih,” paparnya.
drg. Endah Widiastuti menjelaskan untuk mendapatkan estetika yang tepat, yaitu estetika yang sesuai dengan prinsip kesehatan, pasien harus konsultasi untuk melakukan Tindakan yang dapat dilakukan oleh seseorang yang memang capable di bidangnya, yaitu dokter gigi. “Sayangnya sedikit masyarakat yang menyadari akan hal itu, dengan berbagai macam alasan. Alasan yang paling sering kami dengar adalah mahalnya biaya pengobatan yang selaras dengan kecantikan, selain itu dianggap menakutkannya pergi ke dokter gigi,” ungkapnya.
“Hal itu menyebabkan banyak masyarakat yang mengorbankan kesehatan giginya, untuk mendapatkan hasil yang instan dan murah. Alhasil banyak yang datang ke salon-salon yang melayani tindakan gigi atau ahli/tukang gigi. Namun tidak berapa lama, mereka pun akan kembali ke dokter gigi dengan berbagai keluhan2, seperti gusi bengkak, sakit gigi, gusi berdarah,” sambung drg. Endah Widiastuti.
Tentunya dengan keluhan-keluhan yang ada seperti ini dapat dilihat kondisi gigi dan mulut sudah tidak sehat lagi dan membutuhkan pengobatan yang lebih lama dan komprehensif dan mungkin akan berimbas ke biaya pengobatan juga.
drg. Endah Widiastuti menambahkan jika kecantikan itu perlu namun sehat itu lebih utama. “Kami selalu mnyarankan untuk melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien. Dokter gigi pun akan memberikan opsi untuk segala tindakan yang tidak memberatkan pasien,” pungkasnya. (evi)
Diskusi tentang ini post