SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Untuk menyerap aspirasi dari kalangan ustadz muda, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Pandeglang, Tubagus Asep Rafiudin, mengadakan diskusi santai di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Qur’an Al-Jahriyyah, Kecamatan Majasari, Minggu malam (29/11).
Dalam diskusi itu tak sedikit para ustad muda yang tergabung dalam Kaum Peci Muda (KPM), menuangkan aspirasinya baik yang bersifat kepentingan keagamaan maupun umum. Seperti yang dikatakan, Ustadz Iman. Ia mengaku sangat menginginkan pembangunan infrastruktur jalan dikampungnya, yakni jalan Ciekek-Cilaja dilanjutkan kembali. Sebab katanya, yang dibangun saat ini menggunakan beton belum seluruhnya.
“Pak Wakil Ketua Dewan, ini bukan dari saya saja ya, tapi aspirasi dari warga di sekitar saya. Hanya satu permintaannya yakni, supaya pembangunan dilanjutkan. Mohon ikut serta didorong oleh Pak Dewan,” kata Ustad Iman saat berdiskusi, Minggu (30/11).
Senada, Ketua KPM, Ustadz Baidowi mengatakan, bukan hanya infrastruktur jalan saja yang mesti menjadi perhatian pemerintah. Namun kata dia, fasilitas pendidikan keagamaan khususnya Ponpes Salafi harus diperhatikan.
Sebab kata dia, walau selama ini sudah tersentuh, akan tetapi belum maksimal dan terkadang tidak sesuai harapan yang dibutuhkan oleh Ponpes Salafi. Maka dari itu, diminta agar legislatif dengan eksekutif sinkron dalam memperjuangkan Ponpes Salafi.
“Kerja Pemda Pandeglang sudah bagus selama ini, tak sedikit keberhasilan yang diraih dan perhatiannya terhadap kemajuan pendidikan keagamaan. Namun ada aspirasi baru dari para tokoh, ustadz dan santri, agar legislatif selaras dengan eksekutif mengadakan fasilitas kitab kuning untuk pondok salafi,” ungkapnya.
Menurut Baidowi, kitab kuning sangat penting bagi seluruh santri yang mondok di Ponpes Salafi dan dibutuhkan saat ini. “Itulah aspirasi dari kami para ustadz, semoga kedepannya hal ini bisa tercapai. Kalau bantuan Al-Qur’an sudah banyak, makanya mudah-mudahan kedepan dianggarkan untuk kitab kuning,” harapnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua II DPRD Pandeglang, Tubagus Asep Rafiudin menegaskan, semua aspirasinya langsung dicatat dan bakal diperjuangkan bersama-sama dengan pihak eksekutif.
“Insfrastruktur sebetulnya sudah menjadi prioritas utama di kempemimpinan Irna-Tanto. Hanya saja ada kendala yang tak terduga yakni bencana alam dan non alam. Dulu kita dilanda tsunami, gempa dan sekarang Covid-19. Maka dari itulah, anggaran untuk membangun insfrastruktur dialihkan untuk menangani bencana tersebut,” katanya.
Belum lagi jelasnya, ternyata pemerintah juga tidak bisa semena-mena semua anggaran dikhususkan untuk membangun infrastruktur saja. Hal itu jika dilakukan akan melanggar Undang-undang.
“Tidak bisa secara keseluruhan dibangun infrastruktur jalan, melanggar Undang-undang karena harus memperhatikan pendidikan yakni 20 persen, kesehatan dan kebutuhan lainnya. Namun tetap kedepannya bakal diprioritaskan infrastruktur jalan,” pungkasnya.
Ia menambahkan, tentu saja soal kebutuhan kegamaan juga menjadi fokus pemerintah. Selain nanti bakal didorong bersama-sama, pihaknya juga bakal berjuang di luar sistem pemerintahan untuk memfasilitasi adanya kitab kuning.
“Nanti kita kawal bareng-bareng, Ibu Irna juga selama ini fokus terhadap kebutuhan keagamaan dan tak sedikit yang sudah direalisasikannya, baik untuk para hafidz Qur’an maupun para qori-qoriah di Pandeglang. Nanti pengadaan kitab kuning, bukan hanya dari pemerintah, namun nanti saya perjuangkan di luar pemerintah, kebetulan ada rekan saya,” pungkasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post