SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Bulan Ramadan membawa keberkahan bagi para pelaku usaha rumahan. Salah satunya dirasakan oleh pengrajin keripik singkong di Kampung Cibogo, Desa Pasirawi, Kecamatan Banjar.
Bahkan, Siti Winawiah mengaku kerepotan jika memasuki Bulan Ramadan. Karena permintaan keripik singkong dari dalam maupun luar kota melonjak hingga mencapai 100 persen dari biasanya.
Kata Siti, sudah sekitar dua puluh tahun lebih berprofesi sebagai pengrajin keripik singkong. Adapun jargon keripik yang dibuatnya itu ada dua varian yakni, rasa original dan pedas.
Dua varian itu, kerap ia jual di Kabupaten Pandeglang, Serang dan Kabupaten Lebak. “Dari tahun 2.000 saya bergelut di bidang ini. Untuk saat ini baru ada dua varian rasa. Kalau untuk penjualan masih di Banten saja,” kata Siti saat ditemui di rumahnya, Selasa (27/04).
Siti menjelaskan, untuk membuat keripik singkong yang renyah dan enak, harus menggunakan singkong jenis manggung, karena teksturnya lebih baik dibanding dengan singkong lainnya. Selain itu, buahnya lebih banyak dalam satu pohon, bisa mencapai 20 hingga 25 buah.
“Singkong yang digunakan tidak asal, ini jenis singkong manggu, beda dari yang lain. Makanya hasilnya sangat bagus dan memuaskan bagi para pembelinya,” ujarnya.
Diungkapnya, mayoritas warga Kampung Cibogo berprofesi sebagai pengrajin keripik singkong, maka tidak aneh jika banyak tanaman singkong di sekitaran permukiman warga. “Tidak aneh kalau banyak pohon singkong, ya karena mayoritas disini pengrajin singkong,” katanya.
Dalam satu bungkus keripik singkong, Siti menjual dengan harga Rp7.500 dengan ukuran 250 gram. Ditambahkannya, jika tiba Bulan Ramadan, permintaan konsumen meningkat hingga 100 persen dari hari biasanya. Dalam sehari, dia dapat mengeluarkan 200 bungkus keripik yang siap dinikmati.
“Kalau hari biasa, ya ada aja tapi tidak banyak, tapi kalau puasa dan jelang lebaran nyampe 100 persen pemesanan,” tegasnya.
Selain membuat keripik singkong, dia juga memproduksi opak singkong dan opak ubi, yang penjualannya sudah sampai ke luar kota seperti Jogjakarta dan Surabaya. “Ada juga opak singkong dan opak ubi, alhamdulillah itu sudah ke luar kota,” tandasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post