SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Cagar Budaya peninggalan Belanda, Kewedanaan maupun ekstangsi Sipir di Kecamatan Menes, kondisinya sangat kumuh seperti tidak diurus.
Melihat kondisi itu, muda-mudi yang tergabung dalam organisasi diantaranya, Komunitas Cahaya Menes, Genpi Pandeglang, Saka Bakti Husada, FMDT, Ruang Kreatif Halaman Budaya, dan Ambalan SMAN 4 Pandeglang, tergerak untuk melakukan bersih-bersih kedua gedung cagar budaya tersebut dari hari Sabtu hingga Minggu (29-30/5).
Ketua pelaksana bersih-bersih Cagar Budaya yang juga anggota Komunitas Cahaya Menes, Nadif Maulana menyatakan, berawal dari rasa keprihatinan atas kondisi dua gedung Cagar Budaya di Menes, pihaknya bersama para pihak lainnya bersatu melakukan gerakan bersih-bersih.
Ketua Pelaksana Bersih-bersih Cagar Budaya yang juga anggota Komunitas Cahaya Menes, Nadif Maulana mengatakan, berawal dari rasa keprihatinan atas kondisi dua Gedung Cagar Budaya di Menes, pihaknya bersama para elemen lainnya bersatu melakukan gerakan bersih-bersih. Dia menegaskan, gerakan yang dilakukan tersebut bertujuan untuk menyelamatkan Cagar Budaya dari kerusakan dan kemusnahan akibat tidak pernah dirawat dengan baik.
“Keadaan Cagar Budaya di Menes terlihat kotor. Tidak ada pengelolaan yang baik untuk pelestarian. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk menjaga dan melestarikan dua bangunan bersejarah itu dengan gerakan bersih-bersih,” ujar Nadif.
Senada, salah satu pemuda yang ikut dalam kegiatan tersebut, Beni menambahkan, Cagar Budaya di Kecamatan Menes sudah berlarut-larut dibiarkan kumuh. Hal itu dikarenakan tidak adanya perhatian dari pemerintah setempat
“Tidak adanya perhatian terhadap warisan sejarah, menjadikan tempat ini (Cagar Budya) terlihat kotor. Diperparah dengan minimnya keikutsertaan pemerintah terkait dalam kegiatan kebersihan,” katanya.
Maka dari itulah, ia bersama para pemuda lainnya langsung melakukan gerakan bersih-bersih dua gedung Cagar Budaya warisan Belanda tersebut. “Kami sebagai pemuda yang peduli pada sejarah, harus mampu melestarikannya dan terutama gerakan bersih-bersih yang kami lakukan bagian dari bentuk rasa sayangnya terhadap kondisi cagar budaya,” tandasnya.
Sementara itu, salah seorang guru sejarah di SMA Negeri 4 Pandeglang, Rossi mengatakan, bangunan bersejarah yang berada di Menes itu memiliki nilai sejarah yang perlu dijaga bersama. Bahkan ditegaskannya, adanya bangunan itu bagian bukti bahwa Menes sebagai kota bersejarah.
“Karena Menes mempunyai sejarah mulai dari pendidikan, gerakan sosial di tahun 1926. Oleh karena itu, jangan sampai warga Menes sendiri tidak tahu sejarah kotanya sendiri. Terlebih lagi kami berharap Gedung Cagar Budaya terus dirawat,” pungkasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post