SATELITNEWS.ID, BANJARMASIN—Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menerima Anugerah Kebudayaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dalam kegiatan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2). Pemberian penghargaan disaksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah petinggi negara lainnya.
Menurut Airin, penghargaan tersebut dipersembahkan untuk masyarakat Tangsel. Dia berharap proses dan konsep pembangunan terus melibatkan dan selalu beriringan dengan kebudayaan. “Setiap tahun anggaran selalu ada. Yang pasti jangan bergantung pada APBD tapi harus bisa melakukan terobosan dan inovasi,” ungkap Airin.
Apalagi lanjut Airin, banyak potensi budaya, budayawan dan masyarakat yang bisa berkolaborasi maupun pihak pengambil kepentingan lainnya. “Selamat ulang tahun insan pers. Kita harus terus berkolaborasi. Insan pers juga ada di antara hoaks yang terjadi. Kegaduhan yang ada di masyarakat sering kali terjadi akibat dari berita-berita hoaks,” kata Airin.
Airin berharap insan pers bisa memberikan pencerahan dan informasi yang benar sehingga masyarakat bisa aman, rukun, damai dan bisa melalukan proses pembangunan juga penataan kota yang baik.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan bahwa berhadapan dengan insan pers, itu bukan benci tapi rindu, tetapi selalu di hati dan selalu rindu. Untuk itu ia menyampaikan bahwa insan pers adalah teman.
“Saya ingin menyampaikan selamat Hari Pers kepada seluruh insan pers Indonesia di mana pun Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara berada,” ucap Presiden.
Jokowi menyebut dirinya kapok jika tidak menghadiri acara tersebut. Dia menceritakan dia seharusnya terbang ke Canberra, Australia, untuk melakukan kunjungan kerja. Namun, dirinya berusaha keras untuk terlebih dahulu menghadiri HPN 2020.
“Setiap ada peringatan Hari Pers Nasional, saya berusaha keras untuk hadir. Saya pernah nggak hadir sekali, setelah itu kapok betul karena mengatur waktu sangat sulit, begitu juga hari ini,” kata Jokowi dalam sambutannya
“Seharusnya saya sudah terbang ke Canberra, tapi belum kesini dulu karena kapok tadi. Pagi ini pun dalam perjalanan menuju Canberra saya membelokkan perjalanan via Banjarmasin, sekali lagi ini adalah demi Hari Pers Nasional,” lanjut dia.
Jokowi menjelaskan alasannya mengapa harus hadir dalam acara HPN. Jokowi beralasan karena para pegiat pers yang setiap hari selalu menemani dalam segala aktifitas kerjanya.
“Mengapa saya harus hadir? Karena insan pers adalah teman saya sehari-hari. Kenapa seperti itu? Karena kemanapun saya pergi yang selalu ikut bersama saya adalah para wartawan. Menteri kadang nggak ikut, tapi wartawan pasti ikut,” katanya.
Jokowi menuturkan bahwa hari-harinya selama ini selalu dikejar-kejar oleh para wartawan untuk wawancara. Jokowi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh insan pers karena telah membantu memberikan informasi kepada masyarakat atas kinerja pemerintahan .
“Yang mengejar saya sehari-hari, yang menghadang saya doorstop, yang menyebabkan saya kadang-kadang gugup, gagap karena nggak siap ditanya sesuatu juga insan pers dan yang membuat berita kegiatan saya pemerintah sampe pada masyarakat juga insan pers,” katanya.
Ketua Dewan Pers M Nuh menyampaikan membangun ekosistem dunia jurnalistik yang baik atau good journalism, sama halnya membangun demokrasi di suatu negara. Nuh menyebut dalam membangun ekosistem itu diharapkan dunia pers terus tumbuh dan berkembang.
“Membangun dunia pers sama dengan membangun demokrasi, membangun demokrasi sama dengan membangun negeri yang kita cintai. Kaidahnya jelas, sesuatu yang wajib hanya bisa sempurna dengan sesuatu, maka sempurna ini jadi wajib juga,” kata Nuh, Minggu (9/2).
Nuh mengingatkan peran pers sebagai pilar keempat dari demokrasi. Dia mengatakan memperjuangkan hak-hak membangun ekosistem pers yang kondusif hakikat merupakan bagian dari tugas negara. Namun, kata dia, terkadang tugas negara itu dialihkan pada dunia pers secara mandiri.
“Dunia pers tidak boleh meminta-minta. Tetapi kalau ada komponen bangsa ini yang nggak mau memberi, itu justru jauh lebih jelek. Kita menjaga marwah kita. Tetapi kalau ada orang lain yang memang punya tugas untuk itu yang dan tidak memberi, sekali lagi itu tidak lebih mulia dari dunia pers itu sendiri,” katanya.
Menurutnya, membangun dunia jurnalistik itu harus menjadi kesepakatan bersama antara pemerintah dan insan pers. Menurutnya, para wartawan harus diberikan fasilitas yang memadai untuk mewujudkan tekad good journalism.
“Pertama, supaya bisa good journalism tumbuh, dengan kemerdekaan pers naik, syarat yang pertama adalah kompetensi dari para wartawan,” katanya. (jarkasih/gatot)
Diskusi tentang ini post