SATELITNEWS.ID, CIKOKOL—Penyelundupan ganja seberat 50 kilogram berhasil digagalkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten. Petugas menyita barang haram asal Aceh itu setelah menggerebek bus antar provinsi yang terparkir di terminal bayangan PO Bus Telaga Indah, Jalan Jenderal Sudirman, Cikokol, Kota Tangerang, Selasa, (18/2).
Penggebekan terjadi sekira pukul 10.00 wib. Saat itu bus bernomor polisi BL 7544 A asal Aceh sedang menurunkan barang bawaan. Petugas BNNP Banten kemudian melakukan penggerebekan saat pemilik ganja kering berada di lokasi untuk mengambil paketnya.
Untuk mengelabui petugas ganja tersebut dipaketkan di 2 keranjang bambu. Terdapat 50 paket ganja masing – masig seberat 1 kilogram. Selain mengamankan barang bukti ganja siap edar, BNN juga menangkap 2 orang yang diduga kurir.
Kabid Brantas BNNP Banten, Kombes Jemmy Suatan mengatakan kasus tersebut masih dalam pengembangan. Pihaknya juga masih melakukan pendalaman terhadap penangkapan dua kurir beserta ganja yang diselundupkan di dalam keranjang buah itu.
“Iya ini kita masih kembangkan dulu terkait penangkapan tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, pengemudi bus berinisial I mengaku selama perjalanan dari Aceh hingga transit di terminal Bayangan Kota Tangerang, dia tak mengetahui isi dalam paket tersebut. Tak ada rasa curiga sama sekali.
“Barang ini semua asalnya dari Aceh. Saya juga tidak tahu. Saat di perjalanan pun biasa saja tidak merasa ada yang mengikuti,” ujarnya.
Pria yang tinggal di Banda Aceh ini baru menyadari saat membongkar isi muatan di bus yang dikemudikannya. Satu per satu barang dia turunkan. Sampai pada akhirnya, saat menurunkan keranjang buah, dia melihat salah satu paket yang sobek dan ternyata isinya ganja.
“Ada sobek 1 paket baru saya tahu itu ganja. Saat sobek itu saya langsung tahu kalau itu ganja,” ungkapnya.
Mengetahui hal tersebut, dia berinisiatif melaporkan penemuannya itu ke pihak berwajib. Pria 40 tahun itu melaporkannya ke Polsek Tangerang Kota. Sekembalinya ke terminal betapa kagetnya dia melihat lokasi tersebut sudah ramai.
“Setelah saya melapor sampai di terminal lagi ternyata sudah ramai digerebek. Polisi todong pistol ke yang punya ganja” ujarnya.
I menduga dirinya telah diikuti sejak dari pelabuhan Merak saat dirinya menyeberang dari Pelabuhan Bakaheuni, Lampung. “Mungkin di sana, karena di sana lolos pemeriksaan,” ujarnya.
I merasa ketakutan saat ingin dimintai keterangan oleh Satelit News. Dia cemas, akan menjadi target bagi mafia narkoba lantaran menceritakan peristiwa tersebut.
“Tahu sendiri kan mafia – mafia narkoba. Kalau saya mati siapa yang menanggung anak dan istri saya di Aceh nanti,” ujar ayah 3 anak ini.
Beruntung dalam penggerebakan ini dia beserta kondekturnya tak ikut diamankan oleh BNN. “Alhamdulillah untungnya saya langsung melapor,” kata dia.
I mengaku selama 7 tahun menggeluti profesi sebagai sopir bus antar provinsi, baru sekali ini mendapatkan pengalaman yang hampir membuatnya berlabuh ke hotel prodeo. Pengalaman yang tak akan terlupakan dan berharap tidak terulang kembali.
“Pertama kali saya bawa ganja. Saya lebih baik berantem bacok – bacokan dengan pengedarnya dari pada harus berurusan dengan Polisi. Kasihan anak dan istri saya nanti malu mereka kalau saya di penjara,” jelasnya.
Setelah kejadian ini berakhir dia akan lebih waspada lagi dengan barang yang akan dia bawa. Selanjutnya dia akan melanjutkan perjalanannya menuju Solo, Jawa Tengah. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post