SATELITNEWS.ID, SETU—Komisi ll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Selatan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), kemarin. Wakil rakyat meminta penjelasan menyeluruh terkait temuan paparan radioaktif atau radiasi nuklir di Perumahan Batan Indah, Setu.
Anggota Komisi II langsung menanyakan kepada perwakilan dari Batan terkait awal munculnya area terpapar nulir dan juga proses penanganannya sampai saat ini. Ketua Komisi ll DPRD Kota Tangsel, Sukarya mengungkapkan, pasca ditemukannya paparan radioaktif di komplek Batan Indah, saat itu juga banyak beredar kabar simpang-siur di masyarakat.
“Banyak kabar simpang siur beredar di masyarakat yang di sampaikan oleh orang yang tidak berkompeten di bidangnya. Makanya kita undang Batan dan Dinkes agar menjelaskan kepada kita. Tujuannya agar masyarakat tidak resah,” kata Sukarya di DPRD Tangsel, Kamis (20/2).
Soal temuan radioaktif di komplek Batan Indah, menurut Sukarya, sebetulnya tidak semenakutkan seperti yang dikhawatirkan masyarakat. Bahkan, energi Nuklir saat ini sangat bermanfaat untuk kesehatan, kebersihan, pertanian dan berbagai keperluan lainnya yang berhubungan dengan teknologi.
“Justru yang berbahaya itu, jika nuklir itu disalahgunakan. Contohnya untuk pembuatan bom nuklir. Karena kita sudah mendengar langsung dari ahlinya,” ujarnya.
Kepala Deputi Teknologi Energi Nuklir Batan, Suryantoro menjelaskan, paparan radioaktif serpihan Cesium 137 (Cs-137) di Perumahan Batan Indah tidak berbahaya.
“Jadinya banyak yang mengisukan bahwa kejadian ini seperti Chernobyl di Rusia dan Fukushima di Jepang. Sepenuhnya itu tidak benar, karena ini terjadi bukan karena kebocoran reaktor nuklir yang berada di Serpong,” ungkapnya.
Suryantoro menjelaskan, ini hanya sebatas serpihan limbah yang dibuang oleh yang tak bertanggung jawab. “Dan itu juga sangat kecil paparannya. Sekarang saja tinggal 7 microsievert per jam dari yang tertinggi 420 microsievert per jam. Ini adalah hari ke delapan dilakukan clean up (pembersihan area) disana,” ujarnya.
Kepala Dinkes Kota Tangsel, Deden Deni mengungkapkan, pihaknya tidak memiliki alat untuk melakukan pemeriksaan terhadap benda-benda yang terpapar radioaktif. Untuk itu, Deden tetap berkomunikasi dengan pihak Batan dan Bapeten untuk mengetahui benda-benda apa saja yang terpapar radiasi tersebut.
“Untuk pengecekan orang yang terpapar radiasi, hanya Batan yang punya alatnya. Kalau ada yang terpapar, nanti ada intervensi dari Dinkes,” singkat Deden.
Sementara itu, di lokasi Perumahan Batan Indah, ada kemungkinan akan segera dilakukan Mapping oleh Batan dan Bapeten. Secepatnya, hari ini. Hal itu untuk memastikan bahwa area tersebut sudah bersih dari paparan radioaktif. (dra/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post