SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Presiden Joko Widodo mengecek fasilitas pemeriksaan suhu tubuh di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jumat (13/3). Jokowi memantau langsung penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19 di bandara terbesar di Indonesia tersebut.
Jokowi tiba sekitar pukul 13.30 wib di Gate 3 Keberangkatan Internasional Terminal 3. Dipandu Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Presiden langsung meninjau Digital Lounge. Di sana tersedia layar pantau raksasa yang juga memantau penanganan virus Covid-19 di terminal 2 kedatangan internasional dan area Kargo.
Presiden dan rombongan kemudian menuju pintu masuk kedatangan internasional. Di sana terdapat Thermo Schanner dan Thermo Gun yang dioperasikan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Presiden mengecek tata cara pengisian health card atau kartu sehat, kemudian menuju line atau jalur thermo scanner. Di akhir, petugas KKP juga mengecek suhu tubuh presiden dengan thermo gun.
“Tadi kalau menggunakan Thermo Scanner terpantau suhunya 36.8 derajat, kalau dengan Thermo Gun 35.8 derajat. Beda 1 point,” ungkap salah seorang petugas KKP yang mengukur langsung suhu tubuh Presiden.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Presiden Jokowi mengenai suhunya. “Saya cek tiga kali. Thermo scanner 2 kali, Thermo gun sekali. Jadi benar-benar bekerja semua,” ujarnya.
Kemudian, Presiden juga mengunjungi Klinik KKP untuk penanganan penumpang yang terindikasi suspect Covid-19. Setelah itu, dia menggelar sesi konferensi pers.
Jokowi mengatakan telah menginstruksikan agar setiap pintu-pintu masuk di Indonesia dijaga lebih ketat. Baik pintu masuk darat, udara, maupun laut. Sehingga penyebaran virus Corona ini tidak semakin bertambah.
”Kita memiliki 135 pintu gerbang baik di darat, di pelabuhan, di laut, atau di airport. Ini protokol keamanan dan protokol kesehatan juga diterapkan,” katanya.
Kemudian, mitigasi kondisi tengah disiapkan dengan cepat dan sebaik-baiknya. RS rujukan diperbanyak, dari semula 100 RS menjadi 132 RS.
Jokowi memastikan pemerintah belum akan melakukan isolasi atau lockdown terhadap satu daerah yang lokasi penyebaran Virus Corona. “Belum. Belum berpikir ke arah sana (isolasi),” ujar Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mengapresiasi daerah-daerah yang telah melakukan edukasi terhadap masyarakatnya untuk mengatisipasi penyebaran Virus Corona itu. Seperti di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sehingga masyarakatnya tidak menjadi panik.
“Hal-hal seperti itu yang bisa menenangkan,” katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menanggapi desakan soal pemberian informasi detail mengenai data pasien yang positif terjangkit Virus Corona. Pasalnya warga banyak bertanya-tanya soal keberadaan wabah yang berasal dari Wuhan, Tiongkok itu.
Menurut Jokowi, pemerintah ingin membuka secara detail mengenai pasien-pasien yang terjangkit Virus Corona. Namun pemerintah ingin memastikan bahwa masyarakat tidak panik. Sehingga alasan pemerintah tidak detail dalam memberikan informasi ke publik.
“Sebetulnya ingin kita sampaikan. Tetapi berhitung mengenai kepanikan dan keresahan di masyarakat dan efek nantinya terhadap pasien apabila sembuh,” ujarnya.
Jokowi juga menuturkan, memang di negara lain sangat terbuka soal informasi mengenai pasien yang terjangkit Virus Corona. Namun hal itu tidak bisa itu disamakan dengan kondisi di Indnesia. Karena setiap negara memiliki kebijakan masing-masing.
“Jadi setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda-beda,” ungkapnya.
Karena itu, Jokowi menegaskan, pemerintah akan terus mencegah penyebaran Virus Corona semakin meluas di Indonesia. Termasuk melakukan tracking setiap ada orang yang terduga Corona.
“Yang paling penting setiap ada klaster baru tumbuh kita langsung memagari,” katanya.
Dia mengaku sudah mengantongi 80 nama orang-orang yang terduga terkena virus tersebut. Itu didapat setelah dirinya mengumumkan ada dua warga Depok (pasien 1 dan 2) yang suspect Covid-19.
“Saya beri contoh untuk kasus pasien 1 dan 2 setelah kita ketahui dalam dua hari saya mendapatkan 80 nama,” ujar Jokowi.
Mengenai orang yang diduga terkena Virus Corona. Pemerintah juga terus melakukan pelacakan atau tracking terhadap orang-orang tersebut. Sehingga penyebaran virus yang berasal dari kelelawar ini tidak meluas.
“Pemerintah telah dan akan terus melakukan contact tracking atau pelacakan kepada terduga Corona,” ungkapnya.
Dalam dua bulan ini, Jokowi mengaku, dirinya telah tiga kali melakukan rapat terbatas mengenai penanganan Virus Corona. Jokowi juga mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh. Salah satu langkahnya yaitu dengan memperbanyak olah raga rutin dan menjaga pola makan.
“Makan makanan yang bergizi, kemudian juga jangan sampai stres karena itu mengganggu imunitas tubuh,” katanya.
Terakhir Presiden Jokowi mengajak seluruh elemen bangsa membantu pemerintah untuk bersama-sama saling menguatkan dalam rangka penanganan virus Corona.
“Beri dukungan, memberikan energi positif, upaya serta tekad untuk melawan virus Corona ini. Saya percaya setiap dari kita bisa memainkan peranan penting bersama-sama menangani pandemi ini,” pungkasnya.
Hingga kemarin, sudah ada 69 kasus positif virus corona. Jumlah itu melonjak lagi setelah sebelumnya pada Rabu (11/3), hanya 34 kasus. Kini bertambah 35 kasus sehingga total menjadi 69 kasus.
Dari jumlah 69 pasien, ada 2 kasus balita ikut terinfeksi. Balita tersebut terinfeksi dari orang tuanya. Namun tidak dipaparkan dengan jelas penularannya dari pasien nomor berapa. Sedikitnya ada 2 balita yang diumumkan. Pertama, pasien 49, laki-laki, 3 tahun. Kondisi sakit ringan sedang. Kedua, balita yang lebih muda lagi usianya. Pasien 54, laki-laki 2 tahun. Kondisi sakit sedang.
Seluruh pasien yang dinyatakan positif, diisolasi di sejumlah rumah sakit di Jakarta dan di luar Jakarta. Ada lebih dari 100 RS rujukan se-Indonesia untuk menampung kasus COVID-19.
Hingga kemarin, tiga pasien diantaranya meninggal dunia. Ketiganya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di sejumlah rumah sakit. Hasil spesimennya diketahui positif setelah meninggal dunia. Mereka adalah pasien 35, pasien 36, dan pasien 50.
Juru Bicara Pemerintah Untuk COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan, data yang diberikan adalah hasil tracing (pelacakan) dua hari lalu setelah diumumkannya 34 kasus positif. Kasus itu juga dilaporkan dari sejumlah rumah sakit di daerah
“Ini kami gambarkan bahwa kami harus melaksanakan tracing,” tuturnya, Jumat (13/3).
Yurianto menjelaskan seluruh pasien positif termasuk yang sudah meninggal terus dilacak siapa saja penularannya. Artinya siapa saja yang kontak dekat (close contact) dengan mereka sebelumnya. Dia menegaskan tracing masih terus berjalan dan dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat.
“Kan belum selesai tracingnya. Kalau kami lambat tracing, kami enggak dapat apa apa. Ini semua masih dilakukan oleh Dinkes,” tandasnya. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post