SATELITNEWS.ID, CILEDUG— Jumlah masyarakat meninggal di Kota Tangerang terkait Covid-19 bertambah. Seorang pasien berinisial YT yang berstatus Orang Dalam Pantauan (ODP) menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Bakti Asih, Ciledug, Selasa (8/4) lalu.
Camat Ciledug, Syarifudin meembenarkan kabar tersebut. Kendati demikian dia tidak dapat menyimpulkan penyebab kematian korban yang beralamat di Kelurahan Sudimara Jaya ini.
“Indikasinya untuk lebih jelas tanya Dinkes (Dinas Kesehatan) atau rumah sakit yg merawat aja ya agar lebih jelas. Saya gak begitu dapat data,” ujarnya kepada Satelit News, Rabu (8/4).
Menurut Syafrudin, keluarga almarhum saat ini sudah ditangani dan diawasi oleh Puskesmas Ciledug untuk diisolasi. ”Almarhum sudah dikebumikan. Dan keluarganya dalam pengawasan Puskesmas Ciledug,” kata dia.
Hal senada diungkapkan Lurah Sudimara Jaya, Abdul Haki. Dia menjelaskan untuk saat ini orang terdekat korban juga telah ditangani oleh pihak medis untuk di kemudian diisolasi. Keluarga korban juga telah menjalani rapid test kemarin.
“Iya, tapi saya tidak tahu penyebabnya. Dia (YT) sempat jadi ODP. Tapi kan hasilnya saya juga nggak atau apakah positif (Covid-19) atau tidak,” kata dia.
Satelit News mencoba mengkonfirmasi kejadian ini kepada Kepala Dinkes, Liza Puspadewi. Namun, saat dihubungi melalui aplikasi pesan singkat dan telepon dia tak menanggapinya.
Hingga kemarin, sebanyak 54 warga Kota Tangerang terkonfirmasi positif Covid-19. 41 orang masih dalam perawatan, 5 sembuh dan 8 orang meninggal dunia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang yang juga Kepala Gugus Penanganan Covid-19, Herman Suwarman mengatakan Pemerintah Kota Tangerang sedang mempersiapkan anggaran hingga ratusan miliar rupiah untuk menangani wabah tersebut. Anggaran penanganan Covid-19 di Kota Tangerang terus bertambah. Dari data yang didapat Satelit News per Rabu, (8/4) anggaran Kota Tangerang telah mencapai 138 miliar rupiah lebih.
Angka sebesar itu didapat dari pergeseran anggaran sejumalah dinas. Antara lain dari pergeseran belanja barang dan jasa seluruh dinas sebesar 15.318.588.864 Rupiah. Kemudian, pergeseran belanja modal gedung dan bangunan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Tangerang sebesar 72.760.350.433 Rupiah. Serta modal tanah pada PURR sebesar 50 miliar rupiah.
“Di kita (Kota Tangerang) juga sudah besar di kita juga sudah di atas 188 M. Bisa saja dengan ada penambahan bisa diatas 200M. Kalau jadi itu harus menanggung masyarakat terdampak. Mungkin akan bertambah lagi menunggu kepastiannya kita,” pungkasnya.
Di tingkat masyarakat, upaya menghadapi wabah Covid-19 sudah dilakukan. Diantaranya dengan membuat lumbung pangan yang berfungsi sebagai jaring pengaman sosial. Langkah tersebut dilakukan warga RW 9 Kelurahan Peninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
“Kami dari warga di RW 09 Kelurahan Paninggilan ini memang secara swadaya membentuk Kampung Siaga Covid (Kampung Si Gacor) dimana dalam salah satu tugasnya adalah menghimpun sumbangan dan bantuan bagi warga di sini yang terdampak karena corona,” ujar Ketua RW 09, Ridwan Mufid Hamid, Rabu (8/4).
Hamid yang juga bertugas sebagai Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 RW 09 menerangkan cara yang dilakukan untuk mengumpulkan bantuan. Pihaknya akan berkeliling dan meminta bantuan ke setiap rumah satu per satu. 1 tim terbagi dalam beberapa orang.
“Dan ini inisiatif warga kita untuk membangun solidaritas disini untuk sama-sama kuat dalam menghadapi corona,” kata Hamid.
Menurut Hamid, kegiatan ini mulai dilakukan sejak Pemerintah Kota Tangerang menggembor-gemborkan Kampung Siaga Corona atau sejak 2 Minggu lalu. Tak ada banyak bicara warga RW 9 pun bersedia.
“Kita malah seneng. Berbagi ke sesama yang membutuhkan,” imbuhnya.
Saat ini terdapat ada 20 Kepala Keluarga di RW 09 yang menjadi prioritas untuk mendapatkan bantuan. Mulai dari warga yang pendapatannya menurun drastis saat Covid-19 hingga yang terjangkit. “Kami berikan langsung ke mereka yang membutuhkan,” kata Hamid.
Dia mengatakan dalam mencegah virus ini meluas pihaknya tegas mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah kecuali ada urusan mendadak. Sementara untuk yang berstatus Orang Dalam Pantauan (ODP) pihaknya menghimbau untuk mengisolasi diri. Apabila melanggar akan dilakukan tindakan tegas.
“Kami pantau terus. Kami ada Karang Taruna yang berjaga 24 jam. Kalau masih ngeyel kami akan laporkan ke kelurahan atau Babinsa untuk ditindak,” ujarnya. Kendati begitu, di RW 9 belum menerapkan lockdown wilayah lokal.
Setiap sudut kampung Si Gacor Kelurahan Paninggilan RW 09 ini juga dilengkapi dengan wastafel. Mereka menggunakan galon bekas yang kemudian dimodifikasi mirip wastafel. Ini sebagai pengingat warga untuk selalu cuci tangan agar terhindar dari virus ini.
Dari data yang Satelit News dapat di covid19.tangerangkota.go.id hingga berita ini ditulis terdapat 31 warga Paninggilan berstatus ODP, 2 Pasien Dengan Pengawasan (PDP) dan 1 meninggal dunia. Menurut, Hamid warganya kompak untuk saling bahu-membahu membantu warga yang terjangkit Covid-19 atau pun ODP.
“Alhamdulilah tidak ada perundungan. Warga yang sakit atau diisolasi kami beri semangat, kami bantu ekonominya juga. Insyallah aman disini,” ungkap Hamid. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post