SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Sudah sekian lama Tim Gugus Tugas Terpadu Covid-19 Pandeglang mempertahankan 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang selalu masuk zona hijau, akhirnya kondisi itupun berubah. Setelah ada salah seorang warga Kecamatan Carita yang meninggal dua pekan lalu (Sabtu, 4 April), berdasarkan hasil tes swab-nya ternyata terkonfirmasi atau positif Covid-19.
Berdasarkan kronologis, warga Kecamatan Carita itu adalah seorang wanita berusia 45 tahun, yang diketahui sebagai pekerja konveksi di wilayah Cipondoh Kota Tangerang. Dia pulang ke rumah orang tuanya di Kecamatan Carita sekitar hari Senin 30 Maret 2020, dengan keadaan fisik sedang sakit.
Pada 1 April 2020, dia telah dirawat di salah satu klinik yang ada di wilayah Pandeglang dengan gejala mengarah ke Covid-19. Lalu dirujuk ke RSUD Berkah Pandeglang dan dilanjutkan ke RSUD Banten, dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Setelah beberapa hari dilakukan perawatan di RSUD Banten dan sempat masuk ICU serta lakukan swab, pada 4 April 2020, PDP itu meninggal dunia. Kemudian langsung dimakamkan dengan protokol Covid-19 di kediaman orang tuanya di wilayah Carita.
Setelah dua minggu lamanya menunggu hasil tes swab dari Jakarta, tepatnya pada Rabu (15/4), PDP itu telah terkonfirmasi atau positif Covid-19. Dari situlah saat ini salah satu kecamatan di Pandeglang menjadi zona merah virus corona.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Terpadu Covid-19 Kabupaten Pandeglang, Achmad Sulaeman mengatakan, pasien tersebut sudah lama berada di Kota Tangerang. Namun saat mengalami sakit, pasien itu pulang ke rumah orang tuanya di Kecamatan Carita.
“Pasien (Covid-19) ini, lama tinggal di Kota Tangerang. Menurut informasi kartu anggota BPJS-nya juga Kota Tangerang. Tapi kampung halamannya di Carita, dan ketika sakit pulang Kampung ke Carita,” kata Sulaeman saat jumpa pers di Pendopo Bupati Pandeglang, Kamis (16/4)
Sulaeman mengungkapkan, sebelum meninggal dunia, pasien itu sempat mendapatkan perawatan terlebih dahulu di salah satu klinik yang ada di Pandeglang. Awal mulanya pasien itu tak terdekteksi ada gejala Covid-19, karena tidak ada perbaikan maka dilakukan rontgen.
“Usai dilakukan pemeriksaan penunjang atau rontgen, barulah ketahuan pasien itu menujukan diagnosisnya ke arah Covid-19. Dari situlah dirujuk ke RSUD Berkah Pandeglang,” jelasnya.
Tak sampai disitu lanjut Sulaeman, pasien dirujuk kembali ke RS Banten atau khusus menangani Covid-19. Disana katanya masuk ruang ICU dan dilakukan swab. Akan tetapi, pada 4 April 2020, pasien meningal dunia dan dikuburkan di Kecamatan Carita sesuai protokol kesehatan.
“Jadi selama pemeriksaan itu dilakukan swab dan kami menunggu selama dua minggu lebih baru keluar dan hasilnya cukup mengagetkan juga, terkonfirmasi atau positif Covid-19,” pungkasnya.
Sulaeman mengimbau kepada seluruh warga jangan panik dengan adanya yang terkonfirmasi Covid-19 itu, tetapi tetap disarankan agar waspada dan mematuhi ajuran atau imbauan pemerintah seperti jaga jarak, memakai masker dan lainnya.
“Kami minta warga jangan panik, karena kami akan terus pantau semuanya. Karena mereka (keluarga korban) keadaannya bukan sakit berat, ini hanya untuk kewaspadaan agar tak melebar ke warga sekitar,” tandasnya.
Humas Tim Gugus Tugas Terpadu Covid-19 Kabupaten Pandeglang, Tb Nandar Suptandar menambahkan, bahwa riwayat perjalan pasien dari mulai datang ke Pandeglang, pasien sudah kontak erat dengan keluarga dan tetangga.
“Pihak Puskesmas dan Tim Gugus Tugas langsung melakukan tracking (melacak) perjalan pasien dan keluarganya. Kini juga keluarganya kami lakukan isolasi mandiri dan kami terus melakukan pemantauan terhadap mereka,” jelasnya.
Begitu juga lanjutnya, yang di klinik sudah melakukan isolasi mandiri selam dua minggu ini. “Rencananya dalam waktu dekat bakal di rapid test,” jelasnya.
Semua yang dilakukan isolasi itu katanya Tb Nandar, semua kebutuhan pokoknya bakal dijamin. “Kami jamin kebutuhan pokoknya juga selama isolasi mandiri,” tandasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post