SATELITNEWS.COM, LEBAK—Ledakan suara meriam penanda berbuka puasa di Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, selalu dinantikan masyarakat. Bahkan, benda yang hanya dikeluarkan pada bulan Ramadan tersebut kini menjadi perhatian banyak orang dari berbagai daerah.
DKM Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung Chandra mengatakan, tradisi tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1970. Hingga saat ini, tradisi itu masih bertahan dan menjadi tontonan banyak orang. Dijelaskan Chandra, ledakan meriam akan dibunyikan sebanyak dua kali, yakni waktu berbuka dan waktu imsak. Bahkan suara ledakan meriam yang terbuat dari berukura 2 meter ini cukup keras.
“Jadi ini penanda berbuka, ledakan keras ini akan kami bunyikan saat waktu berbuka tiba. Radiusnya hingga 2 Kilometer, jadi suara bisa terdengara di beberapa wilayah Kota Rangkasbitung dan sekitrnya,” kata Chandra, Rabu (20/3/2024).
Saat ini ada dua meriam besi yang digunakan oleh DKM Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung, untuk menjadi penanda berbuka dan penanda imsak. Setiap sore meriam ini dikeluarkan untuk diledakkan. Suara keras ledakan datang karbit yang dimasukkan ke dalam meriam besi. Keberadaan ledakan keras meriam, sudah menjadi tradisi setiap bulan Ramadan yang ada di Kabupaten Lebak karena akan banyak warga yang menonton.
“Selain menjaga tradisi, sekarang jadi tontonan banyak orang. Karena penasaran ingin melihat suara ledakannya,” tutur Chandra. Sementara warga Rangkasbitung Acep menyebutkan, kagum dengan kehadiran dan keberadaan ledakan meriam penanda berbuka di Masjid Agung Al-Araaf Rangkasbitung. “Ini tradisi yang harus dijaga, karena sejak saya kecil ini sudah ada. Jadi melihatnya sambil bernostalgia karena hingga saat ini meriamnya masih ada,” ujarnya. (mulyana)
Diskusi tentang ini post