SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang waspada terhadap hewan kurban yang berasal dari wilayah Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng). Pasalnya di sejumlah wilayah tersebut belum mendapat pemeriksaan penyakit Antraks.
Hal tersebut diungkapkan oleh Seksi Produksi Perikanan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Bidang Pertanian DKP Kota Tangerang, Wina Listiana. Menurutnya wilayah yakni Jawa Barat, meliputi Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Serta Jawa Tengah, meliputi Boyolali.
“Daerah itu belum ada tes Antraks. Kita perlu mewaspadai,” ujarnya kepada Satelit News saat melakukan tes kesehatan hewan kurban di salah satu lapak di Kecamatan Tangerang, Selasa, (21/7).
Kendati begitu, DKP Kota Tangerang kata Wina tidak terlalu memprioritaskan hal tersebut. Pemeriksaan hewan kurban jelang hari raya Idul Adha tetap dilakukan rutin. “Tapi perlu diketahui, kita memeriksa kesehatan hewan kurban semua rata. Tidak ada yang dibeda-bedakan. Tidak pandang bulu,” jelasnya.
Penyakit Antraks patut diwaspadai pasalnya dapat menular kepada manusia. Wina menjelaskan ciri-ciri hewan kurban yang terinfeksi Antraks antara lain demam mencapai 42 derajat Celsius, gigi gemerutuk, hewan terlihat gelisah, gusar karena depresi, terdapat luka pada lidah, sesak napas, terjadi pembengkakan pada leher, dada, dan perut. Kemudian pinggang dan kelamin tampak menonjol keluar, keluar darah berwarna kehitaman dan encer dari lubang-lubang tubuh.
“Kalau benjol dan bernanah itu kemungkinan Antraks dan harus segera ditangani. Tidak boleh dijual apalagi dikonsumsi,” ungkap Wina.
Sejauh ini DKP Kota Tangerang belum menemukan hewan kurban yang terinfeksi Antraks. “Temuan penyakit secara umum sakit efek stres transportasi, kelelahan, kaki bengkak, flu dan orf atau sariawan. Itu juga tidak boleh dijual,” imbuh Wina.
Wina menuturkan, sebelum menjualnya di Kota Tangerang para pendagang juga telah melakukan pemeriksaan di daerah asalnya masing-masing. Dan hal tersebut pun diwajibkan menurut peraturan yang berlaku di seluruh Indonesia.
“Persyaratannya harus ada surat keterangan hewan yang berasal dari pemerinatah asal. Disarankan sudah memiliki surat kesehatan dari dokter dan rapid tes bagi pedagang,” tuturnya. Sejauh ini terdapat sekitar 200 lapak di Kota Tangerang yang menjadi pantau DKP.
Salah satu pedagang yang berasal dari Garut, Elon Jaelani memastikan hewan kurbannya dalam keadaan sehat sebelum dijual di Kota Tangerang. Pasalnya dia telah melengkapi persyaratan di daerah asal. “Cuma ada dua saja yang sakit nungkin karena kehujanan kan sebelumnya sehat semua,” pungkasnya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post