SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung Ikatan Mahasiswa Lebak (Imala), melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak, Senin (14/9). Aksi tersebut, menyayangkan sikap para dewan yang diam setelah dimarah-marahi Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya beberapa hari lalu.
Informasi yang dihimpun, unjuk rasa mahasiswa yang mendapat pengawalan pihak kepolisian menyikapi marahnya Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya kepada anggota DPRD Lebak Fraksi PPP, Musa Weliansyah saat rapat paripurna beberapa hari lalu. “Tidak ada sama sekali respon dari DPRD Lebak terkait marah-marahnya bupati kepada salah satu anggota dewan. Seolah DPRD ini berada di bawah ketiak eksekutif,” kata Doni Permana salah satu pengurus Imala.
Sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap sikap DPRD menyikapi marah-marahnya bupati, mahasiswa melampar daster ke halaman gedung wakil rakyat Lebak. “Kasihin aja pak, kalau anggota DPRD Lebak enggak berani suruh pakai daster aja,” teriak mahasiswa.
Menurut Doni, dua periode berjalan, tak terlihat DPRD Lebak menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, terutama dalam fungsi kontrol terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten Lebak yang menyentuh dengan kesejahteraan rakyat. “DPRD Lebak hari ini lemah, tidak ada keberanian seolah fungsi kontrol tidak dilakukan. Jadi kalau eksekutif bilang A ya DPRD A saja, nurut saja,” ucap Doni.
Imala mendesak ke depan DPRD memperbaiki kinerja. Aspirasi yang disampaikan masyarakat wajib diperjuangkan di parlemen. “Jangan seperti sekarang, apa yang jadi tuntutan masyarakat harus disuarakan dan diperjuangkan,” katanya.
Sementara, anggota DPRD Lebak, Enden Mahyudin yang menemui mahasiswa mengatakan, aksi mahasiswa merupakan koreksi yang bersifat konstitusi. Terkait dengan marah-marahnya Iti saat rapat paripurna, politisi PDI Perjuangan ini punya pendapat. “Beliau bukan marah-marah. Itu kan memang gaya dan tipikal bupati seperti itu yang harus kita pahami,” ucapnya. (mulyana/made)
Diskusi tentang ini post