SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak mencatat produksi hasil tani Gabah Kering Giling (GKG) dari Januari hingga Maret 2020 mencapai 11.760 ton. Bila dikonversi menjadi beras, sebanyak 61.486 ton. Produksi beras tersebut mengalami surplus hingga 25.537 ton dari kebutuhan masyarakat yang hanya 35.931 ton.
“Jadi produksi pada bulan Januari hingga Maret 2020, kita mengalami surplus dari kebutuhan masyarakat pada periode tersebut yang hanya 35.931 ton saja,” kata Kepala Distanbun Lebak Rahmat Yuniar, kemarin.
Atas kondisi tersebut, dirinya memastikan stok kebutuhan beras untuk masyarakat Kabupaten Lebak yang berjumlah 1.295.734 penduduk yang tersebar di 28 kecamatan di Kabupaten Lebak aman.
” Pada tahun ini kita prediksikan akan memproduksi hingga 273 ribu ton beras, sementara untuk kebutuhan masyarakatnya sendiri hanya 143.724 ton sehingga kebutuhan beras akan aman hingga akhir tahun 2020,” ujarnya.
Namun, katanya, walaupun mengalami surplus, dirinya meminta para kelompok tani di Lebak untuk tidak terlebih dahulu menjual hasil tani mereka ke luar wilayah Kabupaten Lebak, dan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pangan untuk masyarakat di Lebak. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi akan adanya kekurangan bahan pangan selama masa Pandemi Covid-19.” Kita penuhi dulu kebutuhan masyarakat di Lebak, setelah itu baru untuk luar daerah. Karena kita perkirakan akan adanya penambahan penduduk hingga 10 persen,” ujarnya.
Rahmat menuturkan, Kabupaten Lebak sendiri menjadi sentral padi untuk beberapa wilayah di Provinsi Banten, seperti Tangerang, Serang dan Cilegon.” Lebak memang menjadi sentra padi untuk beberapa wilayah Banten, bahkan DKI Jakarta juga. Namun, sekarang kita stop terlebih dahulu untuk Jakarta, dan untuk wilayah Banten kita masih tetap berlangsung, tapi diharapkan beras itu beredar di Kabupaten Lebak terlebih dahulu, sebagai prioritas,” tuturnya. (mulyana/made)
Diskusi tentang ini post