SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Aktris sekaligus penyanyi Cinta Laura menyoroti kebiasaan masyarakat Indonesia yang justru masih sering menyalahkan korban pelecehan seksual.
“Kita menyalahkan korban dan itu salah. Banyak statistik yang valid menunjukkan kekerasan dan pelecehan faktornya bukan terjadi karena pakaian seseorang. Tidak selalu terjadi di malam hari,” kata Cinta Laura ditemui akhir pekan kemarin.
Cinta Laura berpendapat setiap individu harus mengendalikan perilakunya sendiri. Sebab, seseorang bisa menjadi pelaku karena tak bisa mengendalikan dirinya.
“Kita tidak bisa mengontrol perilaku orang lain. Satu-satunya hal yang bisa kita kontrol adalah bagaimana kita berperilaku. Keputusan apa yang kita ambil saat beraksi,” ucap Cinta Laura. “Jadi di mana masalahnya? Di kita semua. Di setiap dan masing-masing dari kita,” ujarnya menyimpulkan.
Dia sendiri mengaku pernah mengalami pelecehan seksual. “Aku pernah turun dari mobilku di daerah Sudirman, saat itu lagi hujan jadi dan takut telat sampai ke diner temen ku, aku keluar mobil dan nyebrang jalan, aku pake jeans, baju panjang, pake masker, pake kaca mata item, terus tiba-tiba ada yang bilang ‘wow seksi’, terus aku mikir dan bilang seksinya dari mana karena semua ketutup,” kata Cinta Laura.
Tak tinggal diam, Cinta Laura langsung menghadapi pelaku pelecehan seksual tersebut dengan teknik 5 D (Direct, Disstrack, Delegate, Delay, Dokumentasi). “Karena aku marah, aku pake teknik 5 D, aku dokumentasikan, aku keluarkan HP aku, aku suruh ‘Mas bilang apa tadi?! Coba bilang lagi, mau aku laporkan! Terserah mau opsi mana!’,” cerita Cinta Laura.
Cinta Laura bersyukur memiliki keberanian untuk menghadapi langsung si pelaku pelecehan seksual itu. “Itu aku tau itu adalah sebuah privillage yang aku miliki yaitu keberanian untuk melakukan sesuatu hal kayak gitu, tapi nggak semua perempuan atau korban berani seperti itu kan,” ujar Cinta Laura.
Di sisi lain, Cinta Laura mengerti keberanian tersebut tidak dimiliki semua orang dan pastinya korban dari pelecehan seksual mengalami trauma. Oleh karena itu, sebagai orang di sekitarnya, kita harus memiliki empati dan membantu korban pelecehan seksual itu.
“Ingat ketika melihat korban mengalami pelecehan atau kekerasan jangan pernah memaksa korban untuk melakukan sesuatu, karena dalam fase trauma orang nggak bisa mikir dan mengambil keputusan. So kita harus memiliki rasa empati yang tinggi dan tunggu korban siap untuk misal melaporkan atau melakukan sesuatu jadi yang kita bisa lakukan ya support,” pesan Cinta Laura.
Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyebut perempuan harus memiliki hak dan peluang yang sama seperti laki-laki dari segi sosial dan lainnya. (san)
Diskusi tentang ini post