SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Pemerintah Kota Tangerang menginstruksikan masyarakat untuk memaksimalkan Musala dalam pelaksanan salat Idul Adha. Sehingga, ibadah umat muslim tersebut tak fokus di masjid saja dan mampu memecah keramaian di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Sub Bagian Keagamaan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Tangerang, Zuhri mengatakan, apabila terjadi penumpukan khawatir akan menimbulkan sumber penularan baru Covid-19. Instruksi tersebut sejauh ini telah disosialisasikan oleh pihaknya melalui surat edaran yang diberikan ke masing-masing kelurahan dan kecamatan di Kota Tangerang.
“Di Kota Tangerang musala yang tercatat ada sekitar 1.700 dan masjid 700an,” ujarnya kepada Satelit News di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu, (22/7).
Pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Dinas Perhubungan dan Satpol PP untuk mengamankan masjid atau musala yang terdapat di pinggir jalan. Pasalnya, rumah ibadah tersebut rentan dengan pedatang atau jemaah transit. “Jamah transit dikhawatirkan ada kluster baru,” ujar Juhri.
Zuhri menjelaskan kalau setiap masjid atau musala nantinya hanya diperbolehkan diikuti oleh 50 persen jamaah saja dari kapasitas seharusnya. Protokol kesehatan juga diperketat. Untuk jemaah yang tidak mengenakan masker tidak diperbolehkan ikut salat bersama.
“Kalau yang tidak pakai masker suruh pulang saja ambil masker baru boleh salat. Nanti di setiap masjid atau musala akan dikerahkan gugus tugas Covid-19 tugas untuk memantau dan mengamankan protokoler kesehatan,” jelasnya.
Kemudian, terkait pemotongan hewan kurban protokol kesehatan juga wajib diprioritaskan. Serta tidak boleh dilakukan di lokasi yang terbuka. Pasalnya, hal tersebut akan menjadi pusat perhatian warga imbasnya timbul keramaian. “Pisau tidak boleh bergantian. Harus masing-masing. Kemudian harus di tempat tertutup. Karena kan biasanya pemotongan hewan jadi tontonan warga,” imbuhnya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post