SATELITNEWS.ID, SERANG—Wabah Covid-19 tak merontokkan pamor Provinsi Banten sebagai tujuan investasi. Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten mencatat realisasi investasi hingga triwulan ketiga tahun 2020 sebanyak Rp 42,02 triliun dari 6.952 proyek dengan tenaga kerja lokal yang diserap 51.316 orang.
Kepala DPMPTSP Provinsi Banten Mahdani menyebutkan, berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diterimanya, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi Banten Januari-September tahun 2020 mencapai Rp 22,24 triliun dari 3.221 proyek. Sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 19,77 triliun dengan 3.731 proyek. Jumlah penyerapan tenaga kerja Indonesia pada Januari-September 2020 sebanyak 15.831 dari PMDN dan orang PMA sebanyak 35.485 orang. Realisasi investasi itu lebih baik dibandingkan periode Januari-September tahun 2019 lalu. Kala itu investasi yang masuk di Banten sebesar 33,78 triliun rupiah.
“Sebelum pandemi kita targetkan investasi Banten tahun ini sebesar Rp 49,5 triliun. Kita berharap tercapai. Selain kejar target investasi, kita juga berharap investasi dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja melalui sektor industri padat karya,”ungkap Mahdani dalam keterangan resmi Pemprov Banten, Minggu (25/10).
Mahdani menjelaskan, peringkat Banten sebagai tujuan investasi sempat anjlok hingga urutan ke-12 pada triwulan pertama tahun 2020. Tapi, rangking Banten kembali meningkat di triwulan ketiga. Banten menduduki posisi empat dan lima besar secara nasional.
“Kita berharap pasca pandemi sektor investasi, terutama PMA kembali masuk. Ada banyak peluang yang sudah menanti, misalnya industri sektor hilir yang masih terbuka lebar. Hulu industri petrokimia ada di Banten yakni PT Chandra Asri, termasuk Jawa Barat yang mengandalkan suply dari Banten. Ini jelas jadi peluang bagi investasi industri sektor hilirnya,” kata Mahdani.
Terkait strategi investasi pascapandemi, selain mengutamakan kenyamanan perizinan investasi melalui pelayanan langsung maupun daring, DPMPTSP Banten juga akan menyiapkan promosi melalui media digital untuk memudahkan pengusaha dalam menentukan sektor investasi yang sesuai. “Secara letak geografis Banten jelas diuntungkan. Jadi jalur penghubung Sumatera-Jawa, infrastruktur yang mendukung, dan tersedia kawasan industri yang siap,” imbuhnya.
Pergerakan investasi Banten yang positif di tengah pandemi berdampak langsung laju pertumbuhan ekonomi Banten. Perekonomian Banten pada triwulan II 2020 tumbuh minus 7,40% (yoy), terkoreksi cukup dalam dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2020 yang mencapai 3,09% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan berjalan diperkirakan membaik dibanding triwulan sebelumnya, demikian juga pada triwulan IV 2020 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2020. Di sisi penawaran, sebagian lapangan usaha utama diperkirakan akan tumbuh meningkat antara lain industri pengolahan, perdagangan, pertanian, akomodasi dan makan minum, dan transportasi dan pergudangan.
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, Pemprov Banten terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi di daerahnya di tengah pandemi virus corona (COVID-19). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha menarik sebanyak mungkin investasi melalui berbagai keterbukaan informasi, kemudahan layanan perijinan, hingga penerapan berbagai platform digital/aplikasi yang terintegrasi memudahkan investor untuk berinvestasi di Provinsi Banten.
Dengan langkah tersebut, kata Wahidin, para investor bisa dengan mudah mengekplorasi area potensi di delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang diarahkan pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan infrastruktur.
“Dengan mempromosikam pertumbuhan ekonomi di Banten dan meningkatnya investasi akan mempercepat upaya pemulihan ekonomi di saat pandemi ini,” ujarnya.
Dari sebaran investasi semester Januari-September tahun 2020, nilai investasi tertinggi berada di Kabupaten Tangerang. Nilai investasinya mencapai Rp 14,26 triliun dari 2.700 proyek dengan serapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 18.970 orang. (Selengkapnya lihat tabel)
Selama periode Januari–September, sektor usaha yang dominan dengan nilai investasi asing tertinggi berturut-turut adalah Listrik, Gas dan Air dengan nilai total investasi sebesar Rp 2,2 triliun dari 15 proyek. Industri kimia dan farmasi menempati urutan kedua dengan nilai Rp 2 triliun dari 123 proyek diikuti industri karet dan plastik senilai Rp 1,29 triliun dari 48 proyek. Selanjutnya industri perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 1,24 dari 45 proyek dan industri barang dari kulit dan alas kaki dengan nilai investasi Rp. 707,2 miliar dari 39 proyek.
Penanaman Modal Dalam Negeri, nilai realisasi terbesar berasal dari sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 7 triliun dengan 56 proyek, kedua sektor listrik, gas dan air senilai Rp. 2,3 triliun dari 37 proyek, ketiga adalah sektor jasa lainnya sebesar Rp. 591 miliar dari 127 proyek. Selanjutnya sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan senilai Rp. 491,1 miliar dari 4 proyek, dan sektor perdagangan dan reparasi dengan nilai investasi sebesar Rp. 345,8 miliar dengan jumlah 530 proyek. (gatot)
Diskusi tentang ini post