SATELITNEWS.COM, TANGERANG–Banjir yang merendam sebagian wilayah di Kota Tangerang berangsur surut. Kendati demikian, nasib berbeda dialami warga di empat perumahan di Kecamatan Periuk yakni Perumahan Garden City, Total Persada, Periuk Damai dan Mutiara Pluit.
Di empat lokasi itu, ketinggian air masih mencapai 2 hingga 3 meter. Pantauan Satelit News di lokasi kemarin, banjir di wilayah tersebut telah merendam hingga ke atap rumah. Yang tertinggi di RW 8 Periuk Damai yang mencapai 3 meter.
Para korban banjir telah mengungsi ke sejumlah lokasi. Seperti di Masjid Al-Jihad Periuk Damai, GOR Total Persada, SDN Total Persada 3 dan Masjid Al Mujahidin Kelurahan Gembor.
Kendati demikian, sejumlah warga masih bertahan di rumah-masing. Mereka mendiami lantai dua rumahnya. Seperti salah satu warga RW 8 Periuk Damai, Yuli. Dia memilih bertahan di lantai 2 rumahnya untuk tidur saja. Yuli pulang pergi dari pengungsian ke rumah mengandalkan bantuan perahu karet dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang.
“Tapi sekali-sekali saya pergi ke pengungsian ngambil logistik dan pulang lagi ke rumah untuk cuci baju,” ujarnya kepada Satelit News, Senin, (22/2).
Salah satu warga RW 08 Periuk Damai lainnya Asep Samsudin mengatakan banjir kali ini yang terparah dibandingkan sebelumnya. Lantaran mencapai 4 meter.
“Titik nolnya itu di RW 8 mencapai 4 meter yang pertama itu. Sekarang sudah mulai surut 3 meteran lah,” katanya.
Asep mengatakan terjangan air yang terjadi pada Sabtu, (20/2) pagi lalu mengakibatkan tanggul buatan warga hancur. Sehingga air masuk dengan cepat. Bahkan tak semua warga sempat mengamankan barang-barangnya.

“Itu tanggul sepanjang 50 meter dengan tinggi 1,5 meter dibuat warga. Baru dibuat dengan mengabiskan Rp 72 juta dari swadaya warga. Banjir saat itu terjadi sekitar jam 6 dan langsung membuat banjir sekitar setengah jam,” katanya.
Asep pun memprediksi banjir di kediamannya akan surut satu pekan ke ke depan. Hal itu dia prediksi berdasarkan pengalaman di tahun sebelumnya.
“Sewajarnya itu 1 Minggulah. Tahun kemarin itu kita satu Minggu. Insyallah kalau cuaca bagus 1 Minggu surut. Tapi saya juga belum tahu karena kan prediksi BMKG cuaca masih ekstrem 1 Minggu ke depan,” ujarnya.
Sementara logistik yang tersedia di posko banjir Periuk terpantau aman. Kebutuhan pokok seperti sembako dan obat-obatan masih tercukupi.
“Saat ini kita juga butuh serokan air dan alat-alat kebersihan, untuk obat-obatan di pos RW 11 ini belum ada. Tapi setiap harinya ada nasi bungkus dari dapur umum,” tutur ketua RT 1 RW 11 Perumahan Mutiara Pluit.
Hal senada diungkapkan Lurah Periuk, Mochammad Kosim. Koordinasi untuk memenuhi kebutuhan pokok warga terdampak banjir terus dilakukan.
“Semua kebutuhan terpenuhi, namun setelah kami tinjau kembali untuk wilayah RW 01 dan RW 15 membutuhkan alat bersih-bersih dikarenakan air yang sudah surut,” jelasnya.
Kosim mengatakan banjir yang menerjang sebagian wilayahnha sudah berangsur surut. Setidaknya dari jumlah pengungsi 20 persennya sudah kembali ke rumah masing-masing.

“Sekiranya ada 80 persen warga masih berada di beberapa titik pengungsian setempat,” ungkapnya.
Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah mengatakan pihaknya telah mendorong instansi terkait untuk menghidupkan pompa air yang beberapa hari ini dimatikan untuk mengurangi debit air di Kecamatan Periuk.
“Ini kan pompa nggak jalan-jalan dari kemarin airnya dengan level tanggul masih sama tapi hari ini sudah mulai turun. Allhamdulillah pompa di situ Bulakan sudah nyala. Pompa di pintu 5 sudah nyala tiga. Nah itu kita sekarang lagi upayakan di wilayah Periuk dan Mutiara Pluit akan kita pasang Kisdam dan kita mau nambah jembatan apung,” ungkap Arief.
Dia berharap Pemerintah pusat dan Provinsi Banten dapat turun tangan membantu dalam upaya normalisasi sungai Cirarab. Lantaran, intensitas banjir kian parah. Terlebih banjir di wilayah Timur semakin cepat dan tinggi. Semasa dia menjabat kata Arief untuk di RW 9 Perumahan Periuk Damai tidak pernah terendam banjir. Namun kini banjir.
“Jadi makanya mudah-mudahan Pemerintah Pusat melalui BBWSC dan Provinsi Banten bisa membantu berkordinasi untuk bisa melakukan normalisasi begitu. Karena sudah 2 hari belum juga surut dan kita gak bisa melakukan apa-apa sekarang kita paksain saja mau kita pompa kita coba itu,” pungkasnya. (irfan/mg2/mg3/gatot)
Diskusi tentang ini post