SATELITNEWS.COM, KOSAMBI—Pendidikan itu harus menyenangkan, membentuk karakter dan mampu memberi bekal soft skills atau kompetensi praktis yang dapat diterapkan dalam keseharian. Untuk itu siswa harus bahagia dalam melakukan proses belajar.
Prinsip itulah yang menjadi dasar berdirinya pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Alfa Omega di Jalan Raya Belimbing, Desa Salembaran Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang. PKBM ini memiliki sekolah berbasis alam formal maupun non formal mulai dari tingkat TK hingga SMA.
Pendiri PKBM Alfa Omega Lisa Sanusi (45) menjelaskan sekolah alamnya dinamai Alfa Omega dengan sejumlah alasan. Alfa berarti awal dari anak yang berproses sedangkan Omega berarti paling tinggi panggilan dari hidupnya. Dengan demikian, sekolah itu berupaya mendidik anak-anak untuk selalu berproses sampai benar-benar mendapatkan apa yang dicita-citakan.
PKBM Alfa Omega terbentuk pada tahun 2005 dengan murid sebanyak 168 orang. Awalnya mereka beroperasi di Kota Tangerang. Sekolah itu kemudian memperoleh sertifikasi resmi pada bulan Januari 2011 dan mendirikan bangunan di Kosambi pada tahun 2017.
“Sekolah alam ini dibangun karena ingin mewujudkan anak-anak yang bersekolah berdasarkan bahagia dan rasa nyaman,”ujar Lisa Sanusi yang mengaku terinspirasi sistem pendidikan di Finlandia dan Jepang sebelum mendirikan PKBM Alfa Omega itu kepada Satelit News.
Arsitektur bangunan sekolah PKBM Alfa Omega di Jalan Raya Belimbing, Desa Salembaran itu cukup unik. Gedung yang dibangun identik dengan alam. Bangunan memiliki ornamen batu bata serta identik dengan bambu. Di sana, terdapat gedung yang dari atas berbentuk seperti bintang.
“Gedung ini digunakan untuk acara tertentu seperti pelepasan para murid. Setiap orang yang ‘lahir’ dari sekolah ini menjadi seorang bintang,”ujar Lisa.
Saat ini PKBM Alfa Omega memiliki 278 siswa. Selama masa pandemi, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring.
Lisa menambahkan pihaknya memberikan keringanan biaya administrasi kepada siswa tidak mampu yang ingin bersekolah di PKBM Alfa Omega. Untuk menutupi pembiayaannya, PKBM tersebut melakukan subsidi silang dari bisnis yang ditekuni. Menurut Lisa, pihaknya memiliki bisnis peternakan ayam petelur yang keuntungannya dapat digunakan untuk membantu biaya anak yang tidak mampu.
Namun untuk mendapatkan bantuan, siswa harus terlebih dulu disurvei. “Kita survei dulu bagaimana kondisi keluarganya,”ujarnya.
Di sekolah tersebut, para siswa mendapatkan pembelajaran akademik. Mereka juga mengikuti kelas talent seperti tata boga, menjahit, teater, marching band dan pertukangan. Sekolah juga menyediakan perpustakaan, ruang bioskop, ruang komputer, kelas tari dan gedung bintang atau aula.
Ketua PKBM Alfa Omega Adi Yakim menyatakan selama pandemi dan belajar online atau daring, pihaknya mengajarkan kurikulum akademik. Kegiatan di sekolah seperti menjahit, futsal, dance, fotografi, basket, pertukangan dan memasak dinonaktifkan sementara karena pembelajarannya bisa dikatakan 80 persen tidak tatap muka.
“Sesuai instruksi pemerintah kemarin penyederhanaan kurikulum dan menghindari pembelajaran tatap muka maka kegiatan yang tatap muka kita stop sementara. Sambil mempersiapkan strategi pengajaran talent jika situasi pandemi ini masih berlanjut,”pungkasnya. (mg3/gatot)
Diskusi tentang ini post