SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Wajah SMP Negeri 25 Kota Tangerang berubah drastis belakangan ini. Dari sekolah yang dipenuhi semak belukar menjadi indah, hijau serta rapi.
Ketua Adiwiyata SMPN 25 Kota Tangerang Dwi Gunarsih menceritakan sekolah yang berlokasi di Jalan Inpres Raya RT 03/04, Kelurahan Gaga Kecamatan Larangan itu awalnya hanya memiliki gedung belum jadi yang memiliki dua lantai. Lahannya dipenuhi semak-semak serta masih gersang. Parit di depan sekolah menambah kesan kumuh.
Tapi, kata Dwi, sejak awal didirikan SMPN 25 Kota Tangerang memang ditargetkan menjadi sekolah adiwiyata. Perlahan-lahan, para guru dan warga sekolah berbenah.
Parit yang menimbulkan kesan kumuh ditata menjadi berkelok-kelok seperti sungai. Selokan itu kemudian menjadi ikon SMPN 25 Kota Tangerang. Sekolah tersebut kini telah mendapatkan piagam adiwiyata tingkat Kota Tangerang.
“Memang awal sekolah berdiri itu sudah dirintis untuk membangun sekolah adiwiyata. Tujuannya agar sekolahnya cantik dan juga ramah lingkungan,”ungkap Dwi.
Pada tahun 2020, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang mengajak seluruh sekolah, termasuk SMPN 25, untuk lulus adiwiyata tingkat Kota Tangerang. Ajakan itu disambut dengan berbagai program.
Pihak sekolah memanfaatkan lahan yang luas dengan menjadikannya kebun. Para guru dan warga skeolah mengajak rukun tetangga dan rukun warga sekotar sekolahan untuk membantu mereka membuat kebun.
“Karena lahan sekolah yang sangat luas dan banyak semak belukar, kami bekerjasama dengan RT/RW sekitar. Di sebelah dijadikan kebun tapi bekerjasama dengan masyarakat setempat. Mereka yang mengolah kebunnyam,”ungkap Dwi.
Kebun yang dibuat oleh warga menghasilkan tanaman jagung, singkong, kacang tanah, kacang panjang dan cabe. Selain itu ada juga kangkung, bayam dan ubi jalar. Setiap siswa baru mendaftar, diiringi dengan program membawa tanaman.
“Setiap anak baru kita anjurkan satu anak satu pohon. Jadi setiap angkatan ada temanya, tahun pertama tanaman pohon, kedua obat, tahun ketiga bunga,”ungkapnya.
Dia menambahkan tanaman hidroponik akan dibuat setelah pandemi untuk adiwiyata tingkat provinsi Banten. Rencananya di kebun belakang untuk tanaman obat berbagai macam, yakni tanaman obat, ada jahe, kunyit, kencur, kunyit putih dan kuning, binahong dan sereh.
Ada tiga kolam ikan yang menghiasi seisi lingkungan sekolah. Kolam pertama dibangun untuk menampung sisa air wudhu. Kedua hiasan depan dengan ikan hias cantik. Ketiga kolam mengelilingi saung berfungsi untuk menampung air hujan.
“Setiap 4 bulan sekali ada sekitar 10 kilo ikan untuk dipindahkan ke kolam. Ikan Nila yang panen hasilnya dikonsumsi oleh guru-guru,”imbuh Dwi.
Menurutnya, program adiwiyata dapat membangun kesadaran siswa akan pentingnya membangun prilaku yang ramah lingkungan. Karakter anak sejak di sekolah diharapkan bisa peduli terhadap bumi.
“Adiwiyata bukan hanya sebuah program, tapi memberikan kesadaran siswa, Paling tidak setelah dewasa dapat memberikan sumbangsih terhadap bumi,”pungkasnya.
Kepala SMPN 25 Kota Tangerang, Bustami mengatakan sekolah akan berpartisipasi hingga tingkat mandiri. Sekolah ingin membawa anak didik untuk terbiasa melakukan perawatan tanaman dan membangun jiwa peduli terhadap lingkungan.
“Harapannya SMP 25 sampai ke adiwiyata mandiri,”pungkasnya. (mg1/gatot)
Diskusi tentang ini post