SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Produk UMKM Kota Tangerang tak kalah bersaing dengan daerah lain. Karena itu, beberapa bahkan menjadi unggulan. Sebut saja Laksmi Craft Indonesia dengan brand De Site yang dibangun oleh pelaku UMKM asal Kecamatan Karang Tengah, bernama Lusy Hernawati.
Karya yang dibuatnya menjadi salah satu dari 30 produk UMKM unggulan Kota Tangerang tahun 2022 yang ditetapkan melalui Keputusan Wali Kota. Lusy mengatakan, saat penilaian UMKM Awards ia mengangkat produk kerajinan tangan ecoprint melalui produknya berupa buku agenda, boks kemasan hampers dan cover pot bunga.
Menurutnya, ecoprint merupakan teknik pewarnaan kain atau kertas secara alami yang cukup sederhana namun menghasilkan motif yang unik dan otentik. Teknik ini juga ramah bagi lingkungan. “Ecoprint di Indonesia sudah lama populer tetapi di Kota Tangerang masih jarang, jadi saya angkat ecoprint dalam produk-produk custom yang saya keluarkan,” ungkap Lusy belum lama ini.
Lusy mengatakan, teknik ecoprint telah dipelajarinya sejak tahun 2021 melalui pelatihan secara daring dari pakar ecoprint di Jakarta. Namun karena pandemi, praktiknya baru diterapkan tahun 2022. Tak hanya di media kertas ia juga membuat ecoprint di kain.
“Caranya unik ya jadi daun yang ingin dijadikan warna ecoprint contohnya daun jati ditempelkan di kain, kanvas, kulit atau kertas lalu dilapisi plastik dimasukkan ke dalam pipa kemudian direbus selama 2 jam,” ungkapnya.
Produk De Site by Laksmi dibuat oleh Lusy merupakan kerajinan tangan tanpa bantuan tenaga kerja atau dibuat secara massal. Oleh karenanya produk yang dibuat terbatas sesuai keinginan dari pemesan.
“Pemasaran melalui media sosial, online dan mengikuti pameran-pameran, baru baru ini masuk ke gramedia.com, Mbloc market dan lolos juga di Sarinah bersama beberapa UKM dari Kota Tangerang,” ungkapnya. “Belum lama saya juga menjajaki kerjasama dengan konsumen dari Singapura, harapannya kerjasama berjalan lancar dan produk D Site bisa menjangkau negara lain,” tambahnya lagi.
Selain itu, Lusy memanfaatkan limbah kain perca menjadi produk yang bernilai ekonomi. Usahanya itu menjadi pendapatan setelah berhenti bekerja. Lusy menjelaskan terjuan ke dunia usaha secara tidak sengaja. Awalnya 2012, ia memutuskan berhenti bekerja untuk menjaga anaknya. Namun beberapa tahun kemudian untuk mengisi waktu sebagai ibu rumah tangga ia mulai berjualan.
” Awalnya jualan mukena produk teman, saat itu teman memberikan kain perca sisa produksi lalu saya bawa pulang dan mengubahnya menjadi kerajinan tangan seperti bando, bros dan jepit rambut,” kata Lusy.
Lusy yang tak memiliki kemampuan menjahit mulai belajar otodidak dari internet. Hasil karyanya terus bertambah lagi dengan membuat pouch, totebag tempat tisu, tas dan lainnya. “Di 2018 dapat orderan besar pertama kali membuat souvenir dari kain perca, sejak itu semakin bersemangat hingga akhirnya di tahun yang sama bergabung dengan komunitas UMKM Karang Tengah dan bertemu sesama krafter,” kata dia.
Tak hanya kain perca, Lusy berinovasi mengembangkan produknya dengan membuat kerajinan dengan metode ecoprint. ” Nilai yang ingin ditampilkan di produk saya kerajinan yang unik, estetik dari bahan bahan daur ulang yaitu perca dan alami,” katanya.
Sementara saat pandemi Lusy lalui dengan berinovasi. Cara tersebut dilakukan untuk menyiasati lesunya daya beli masyarakat terhadap produk UMKM. Saat itu masker, tempat masker dan tempat hand sanitizer menjadi kebutuhan yang paling banyak dicari oleh masyarakat. Apalagi penggunaan masker kain juga disarankan oleh pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19.
“Saya buat masker, tempat masker dan tempat hand sanitizer, dari berbagai bahan mulai katun, batik hingga tenun, produk itu menjawab keinginan masyarakat saat itu tak hanya mencegah Covid tetapi juga bisa tetap modis dalam penampilan,” ungkap Lusy. “Alhamdulilah respon konsumen bagus dan banyak pesanan,” imbuhnya.
Lusy menambahkan, masa pandemi Covid-19 menjadi motivasi baginya dan pelaku UMKM lain untuk tetap kreatif dan berinovasi. Termasuk dalam hal pemasaran yang saat itu sebagian besar dilakukan secara digital melalui medsos dan e-commerce.(made)