SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Harga beras yang belakangan melonjak membuat Perum Bulog melakukan intervensi dengan mengeluarkan Beras program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Dengan adanya program ini, diharapkan harga beras tetap stabil minimal hingga tiba masanya panen raya pada April mendatang.
Di Kota Tangerang Bulog melakukan distribusi beras bersubsidi ini di 12 toko. Guna memastikan penyaluran beras program SPHP berjalan baik, Jumat (27/01/2023) pagi dilakukan monitoring toko beras di di dua tempat yakni di wilayah Gerendeng, Kecamatan Karawaci dan di Jalan Prabu Kiansantang, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang.
Monitoring dilakukan oleh Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Tangerang, Bidang Perdagangan pada Dinas PerindagkopUKM Kota Tangerang, Satuan Reskrim Polres Metro Tangerang Kota beserta perwakilan Kejari Kota Tangerang.
Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Bulog Divisi Regional Tangerang Nolly Dessyanti, Kepala Bidang Perdagangan DisperindagkopUKM Kota Tangerang Shandy Sulaeman, Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Tangerang Kota Kompol Mobri Cardo Panjaitan.
Pimpinan Bulog Divisi Regional Tangerang Nolly Dessyanti mengatakan, realisasi program SPHP ini merupakan tindaklanjut atas penugasan dari Badan Pangan Nasional sepanjang tahun 2023. Selain itu, kata dia, langkah ini sebagai upaya untuk menstabilkan harga beras.
“SPHP merupakan beras seperti program KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga), bahwa berasnya merupakan cadangan beras pemerintah yang berasnya ada di Bulog, dalam rangka intervensi stabilisasi harga,” ujarnya kepada wartawan.
Nolly menjelaskan, beras SPHP bisa didapatkan pihak agen dengan membelinya di gudang Bulog Cabang Tangerang, seharga Rp 8.300 per Kilogram untuk kemasan 5 Kilogram dan 50 Kilogram.
Lalu, mereka harus menjualnya di pasaran dengan tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET), seharga Rp 9.450 per Kilogram. Lanjutnya, pedagang juga diharuskan untuk memasang spanduk beras SPHP di tokonya. “Untuk pedagang disarankan mereka menjualnya tidak melebih HET,” katanya.
Berdasarkan hasil pemantauan di pasaran, lanjutnya, harga beras memang mengalami kenaikan. Adapun keberadaan program beras SPHP ini diharapkan mampu menstabilkan kenaikan harga beras. “Pada saat ini cenderung harga beras di pasaran mediumnya sudah merangkak naik bahkan sudah mencapai Rp 11.000 per Kilogram,” ungkapnya.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkopukm Kota Tangerang Shandy Sulaeman menambahkan, pihaknya mendukung penuh terkait program beras SPHP di Kota Tangerang. Dia menyebut, program SPHP ini harus terus dipantau, sehingga bisa menekan laju inflasi daerah.
“Kami bersama Forkopimda, sesuai dengan arahan pak menteri dan pak wali kota untuk menjaga stabilan bahan-bahan pokok. Yang jelas kita monitoring terus. Dari pantauan kita beras SPHP ini luar biasa yang harus kita jaga dan pantau terus karena kualitasnya bagus,” katanya.
Adapun jika menemukan pedagang menjual beras SPHP melebihi HET, pihaknya akan melakukan penindakan. “Ketika ada harga di atas HET, kita tindak. Jadi, Forkopimda Kota Tangerang ini sangat solid dan kompak untuk menjaga kestabilan harga. Bekerja bersama, membangun bersama,” tuturnya.
Pemilik toko beras di Pasar Gerendeng, Iwan mengaku, harga beras memang mengalami kenaikan sejak November 2022. “Sebelum ada beras Bulog, naiknya banyak bisa paling murah per kilo di atas Rp 10 ribu bahkan ada Rp 11.000,” ungkapnya.
Menurut Iwan, saat ini sebagian besar, konsumennya sudah mengetahui adanya beras SPHP. Saat ini juga, katanya, animo masyarakat sangat tinggi terkait beras SPHP. “Sebagian besar sudah tahu. Jadi, lumayan ramai juga. Saya melayani buat dijual lagi ke konsumen, pedagang-pedagang seperti warung kecil. Biasanya mereka beli 10 karung yang setiap karungnya 5 kilo, untuk mereka ecer lagi,” pungkasnya. (made)
Diskusi tentang ini post