SATELITNEWS.ID, CIKUPA—Sebuah pabrik yang memproduksi velg milik PT Bangun Sarana Alloy (BSA) di Jalan Industri Raya 3 Blok AF No 8, Kelurahan Bunder, Kecamataan Cikupa, Kabupaten Tangerang ludes terbakar api, Rabu (6/5) dini hari. Kebakaran yang menyebabkan kerugian sebesar Rp 5 miliar ini diduga disebabkan korleting listrik.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengatakan, awalnya sekitar pukul 23.30 Wib, salah seorang saksi yang bernama Hartono (45), melihat ada kepulan asap di gedung penyimpanan barang jadi, atau penyimpanan velg yang sudah dikemas dengan kardus.
Lanjut Kosrudin, saat Hartono melihat ada kepulan asap, dia mencoba memanggil temannya yang bernama Jamsari (38) untuk melihat lebih dekat lagi dan berusaha memadamkannya. Namun, api yang semakin besar membuat Jamsari merasa takut untuk mendekat dan memilih melihat dari kejauhan sambil menghubungi pihak Damkar.
“Mereka merupakan pegawai dipabrik itu. Dia melihat ada kepulan asap, tetapi tidak berani memadamkan api itu sendiri, sehingga mereka melaporkannya kepada kami,” kata Kosrudin kepada Satelit News, Rabu (6/5).
Lanjut Kosrudin, pihaknya tiba di lokasi sekitar pukuk 00.13 Wib, dan saat itu kondisi api sudah sangat besar membumbung tinggi ke langit. Kata Kosrudin, gedung pabrik pun terlihat seperti gedung yang dilapisi api.
Menurut Kosrudin, api yang sangat besar membuat petugas Damkar kesulitan untuk memadamkannya, sehingga membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam. Padahal, kata Kosrudin, pihaknya sudah menurunkan 6 unit mobil pemadam kebakaran beserta mobil tanki airnya. “Tiga jam itu untuk memadamkan api, sementara untuk pendinginan, itu membutuhkan waktu 2 atau 3 jam lagi. Api sangat besar sekali, membuat petugas di lapangan kesulitan,” katanya.
Sementara itu, Komandan Regu Pemadam Kebakaran pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Margono Agus mengatakan, akibat kebakaran hebat itu, gedung pabrik mengalami kerusakan yang cukup parah, dan kemungkinan gedung penyimpanan barang tidak bisa digunakan lagi.
Beruntung, dalam peristiwa kebakaran itu tidak ada korban jiwa ataupun luka. Hanya saja, sang pemilik mengalami kerugian materil sebesar Rp 5 miliar. Berdasarkan keterangan para saksi, dan bukti-bukti yang ditemukan di lokasi, Margono menduga, kebakaran itu disebabkan korsleting listrik. “Rusak parah, korban jiwa dan luka nihil alias tidak ada, hanya saja pemilik mengalami kerugian sekitar Rp 5 miliar. Dugaan sementara akibat korsleting listrik,” tambahnya. (alfian)
Diskusi tentang ini post