satelitnews.com, TIGARAKSA—Banjir yang melanda 14 kecamatan di Kabupaten Tangerang pada awal tahun 2020 lalu menyisakan sejumlah pekerjaan rumah. Bupati Tangerang Zaki Iskandar mengungkapkan penanganan bencana banjir di wilayahnya sempat mengalami kendala karena Pemkab Tangerang kekurangan perahu karet untuk mengevakuasi korban.
Pernyataan itu diungkapkan Zaki saat memimpin rapat koordinasi penanganan dan antisipasi banjir di Kabupaten Tangerang dengan seluruh Kepala OPD, Camat, dan Ormas, di ruang rapat Wareng Gedung Setda Kabupaten Tangerang, Kamis (9/1). Zaki menegaskan perahu karet yang dimiliki BPBD Kabupaten Tangerang tidak cukup untuk menangani banjir yang terjadi di 14 kecamatan.
“Berdasarkan penanganan bencana banjir pada awal tahun 2020 ini, kita mengalami kesulitan karena kekurangan perahu karet dan peralatan dapur umum. Untuk itu kita perlu menambah perahu karet dan peralatan dapur umum di setiap kecamatan, desa dan kelurahan,”ujar Zaki.
Untuk itu, Pemkab Tangerang akan menambah jumlah perahu karet dan peralatan dapur umum secara bertahap. Dalam waktu tiga tahun, Pemkab menargetkan dapat menyediakan perahu karet, peralatan dapur umum di 246 desa, 28 kelurahan dan 29 kecamatan.
“Mudah-mudahan perahu karet ada di 29 Kecamatan pada tahun depan. Dan dalam dua atau tiga tahun mendatang, semua desa dan kelurahan punya perahu dan peralatan dapur umum yang bisa digunakan untuk tanggap darurat bencana banjir di wilayah masing-masing,”ungkap Zaki.
Pada kesempatan tersebut, Zaki meminta jajaran Pemkab Tangerang, Ormas dan OKP dapat berkoordinasi dan bersinergi sehingga proses penanganan musibah banjir segera diatasi. Apalagi, musim penghujan diprediksi masih akan berlangsung hingga Maret mendatang.
“Saya minta semua berjaga dan mengantisipasi banjir yang bisa kapan saja terjadi karena menurut BMKG musim hujan masih sampai awal Maret. BPBD, Dinsos, Kecamatan agar mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi,”katanya.
Menurutnya, pemerintah akan membuat standar operasional prosedur (SOP) penanganan banjir secara menyeluruh di setiap kecamatan. Pemkab Tangerang juga akan mengkalkulasikan kebutuhan peralatan, personel dan logistik.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyid menambahkan terkait penyediaan perahu karet dan peralatan dapur umum di kecamatan dan desa Pemkab Tangerang akan menganggarkan untuk tahun berikutnya. Mengingat, banjir selalu datang tiap tahun.
“Untuk mengatasi banjir tahun berikutnya kita akan menganggarkan penyediaan perahu karet dan peralatan dapur umum di kecamatan dan desa/kelurahan,” ungkap Sekda.
Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Bambang Sapto memiliki target seluruh desa dan kelurahan menjadi desa tanggap bencana. Namun hal itu masih perlu proses yang panjang karena setiap wilayah memiliki karakteristik berbeda.
“Sesuai arahan dari Bupati tadi sudah digambarkan bahwa banjir ini bukan hanya tugas pemerintah saja tapi tugas kita semua artinya seluruh komponen masyarakat juga terlibat secara moril untuk bisa membantu penanggulangannya,”ungkap Bambang.
Sementara itu, Pemkot Tangerang mulai melakukan antisipasi prediksi curah hujan ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Untuk mengurangi risiko banjir, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang memperbaiki 14 tanggul yang rusak, menormalisasi atau memperbaiki saluran drainase yang rusak atau tertutup lumpur pada lokasi banjir serta menguras tendon atau situ.
Melalui akun instagram resminyanya, Dinas PUPR Kota Tangerang membeberkan langkah-langkah yang telah diambil untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. Langkah pertama adalah meninggikan atau memperbaiki 14 tanggul atau turap yang rusak akibat banjir sebelumnya.
Tanggul yang diperbaiki yakni tanggul di jalan Dadap 10 Perumahan Periuk Jaya. DPUPR telah selesai membuat tanggul dari karung kisdam pasir di lokasi yang terendam banjir cukup tinggi tersebut.
Di Ciledug Indah 1, Pemkot telah selesai membangun turap beton. Sementara di Ciledug Indah 2, tepatnya RT 02 RW 05, Pemkot Tangerang juga merampungkan pembangunan turap dengan material berupa kisdam karung pasir.
Selanjutnya di perumahan Pondok Bahar 04 RW 06 Blok S, Dinas PUPR telah membuat turap dengan bahan cor semen. Sedangkan di perumahan Duren Villa blok B2, sedang dikerjakan pembangunan turap batu kali. Penurapan dnegan batu kali juga dilakukan di Puri Kartika I, jalan Sawo, RT 01 RW 09. Sementara di perumahan Wisma Tajur, Jalan Bima Raya, sedang dikerjakan penurapan yang jebol. Hal serupa dilakukan DPUPR di perbatasan Pedurenan, Griya Kencana I.
Di perumahan Pondok Arum, DPUR membuat tanggul dari kisdam batu kali di blok E dan blok E6. Sementara di Pondok Arum Blok F1 sedang dilakukan proses pembersihan area.
Penurapan dengan batu kali juga sedang dilakukan di Cipulir Estate, Jalan Cendana 1 dan bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di wilayah Kedaung, jalan Tehay, RT 02 RW 02. Sementara pengerjaan tanggul dari kisdam tanah dilaksanakan di perbatasan Nerogtog, Gondrong, Jl H Mansur, RT 05 RW 06.
Selain itu, DPUPR juga sedang melakukan survey sejumlah tanggul lainnya. Diantaranya tanggul Perum Taman Cipulir, Perum Mahkota Simprug, Kompleks Karang Tengah Permai, Petir, Kalipasir Babakan, Jalan Berhias, Gang Macan Eretan Kedaung, Komplek Pinang Griya dan Kreo Selatan.
Langkah kedua yang dilakukan adalah melakukan normalisasi atau perbaikan saluran drainase yang rusak atau tertutup luimpir pada lokasi banjir serta genangan berat. Hal itu dilakukan untuk menjamin aliran air hujan dapat menuju saluran pembuangan atau sungai. Upaya ini untuk mengurangi risiko terjadinya kembali genangan.
Sementara langkah ketiga adalah melakukan pengeringan tendon atau situ serta embung sehingga bisa menjadi tempat parkir air sementara. Tujuannya adalah mengurangi potensi terjadinya limpasan air pada saluran pembuang. Pengurasan dilakukan dengan menggunakan pompa permanen di lokasi atau memanfaatkan armada pompa mobile. Selain pengeringan, dilakukan juga pembersihan enceng gondok yang dapat menyumbat saluran pada 7 situ atau tendon dan embung. (aditya/gatot)
Diskusi tentang ini post