SATELITNEWS.COM, SERANG – Seluruh unsur masyarakat Provinsi Banten, diminta untuk menjaga stabilitas daerah guna menjaga situasi iklim investasi, yang selama ini terjaga dengan baik. Penekanan itu penting dilakukan, mengingat saat ini sudah memasuki tahun politik.
Hal itu dikatakan, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penanaman Modal DPMPTSP Provinsi Banten, Ikhsan Budiantara, saat diskusi bersama Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten, di Plaza Aspirasi, Kota Serang, Kamis (14/9/2023).
Menurut Ikhsan, pada perhelatan Pemilu tahun 2014 dan 2019 iklim investasi di Provinsi Banten mengalami penurunan sampai 30 persen. Namun setelah tahun politik itu terlewati, kembali memulai itu dari awal lagi, sehingga capaian yang sudah diraih itu harus kembali diulang lagi.
“Itu salah satunya, karena kondisi stabilitas daerah yang tidak terjaga dengan baik. Padahal capaian kita sudah sangat baik,” kata Ikhsan.
Oleh karena itu, lanjut Ikhsan, meskipun antar kita berbeda pilihan namun kerukunan dan perdamaian itu harus tetap terjaga dengan baik. Jangan sampai karena perbedaan pilihan itu menciptakan gejolak sosial yang dapat menurunkan trush para investor yang akan berinvestasi di Banten.
“Banten itu daerah yang banyak diminati oleh para investor. Selain karena lokasinya yang strategis, juga berbagai infrastruktur penunjang lainnya seperti jalan, akses tol, laut sampai ketersediaan pasokan air baku dan suplay listriknya terjaga dengan baik. Itu modal yang sangat menguntungkan kita,” pungkasnya.
Ihsan menambahkan, saat ini realisasi investasi di Provinsi Banten pada triwulan kedua, secara nasional Provinsi Banten berada pada urutan kelima besar dengan capaian investasi sebesar Rp24,9 Triliun, yang didominasi dari sektor investasi Penanam Modal Asing (PMA) sebesar 20,6 persen atau Rp17,09 Triliun sedangkan untuk Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 4,7 persen atau Rp7,80 Triliun.
“Dari jumlah itu, serapan tenaga kerja yang dilakukan mencapai 30.291 orang,” pungkasnya.
Ikhsan melanjutkan, jika di breakdown ke daerah, realisasi pada triwulan kedua ini yang paling besar di Kabupaten Tangerang yang mencapai Rp9,85 Triliun atau 39,60 persen.
Kemudian Kota Cilegon Rp8,16 Triliunan atau 32,81 persen. Lalu Kabupaten Serang Rp2,46 Triliun atau 9,91 persen. Lalu disusul Kota Tangerang Rp2,21 Triliun atau 8,88 persen, lalu Kota Tangsel Rp1,80 Triliun atau 7,26 persen.
Selanjutnya Kabupaten Pandeglang Rp220 Miliar atau 0,88 persen, Kota Serang Rp106 Miliar atau 0,43 persen dan yang terakhir Kabupaten Lebak sebesar Rp57,12 Miliar atau 0,32 persen.
Menurut Ikhsan, yang paling besar investasi dari sektor industri kimia dan farmasi yang mencapai Rp6,50 Triliun atau 26,50 persen dimana seluruhnya terdapat 384 proyek. Lalu perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp6,20 Triliun atau 24,92 persen dengan total proyek mencapai 436 proyek.
Selanjutnya listrik, gas dan air sebesar Rp2,30 Triliun atau 9,24 persen dengan total proyek mencapai 94 proyek. Kemudian industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan Rp2,57 Triliun atau 10,03 persen dengan 137 proyek dan yang kelima industri makanan sebesar Rp2,18 Triliun atau 8, 51 persen dengan total 317 proyek.
“Maka dari itu saya yakin target investasi tahun ini akan tercapai. Apalagi dalam siklusnya biasanya di triwulan ketiga itu lonjakan investasi akan meningkat,” pungkasnya.
Kepala DPMPTSP Banten Virgojanti mengungkapkan, pada semester I tahun ini realisasi investasi di Banten sudah mencapai angka Rp 50,66 Triliun atau sekitar 84,43 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp60 Triliun.
Walaupun begitu, pihaknya tidak langsung leha-leha, pihaknya terus menggenjot berbagai sektor investasi di Banten sebab selain target daerah, DPMPTSP juga memiliki target yang ditetapkan Pemerintah Pusat sekitar Rp 80 Triliun.
“Untuk target daerah kita tinggal Rp 10 Triliun lagi, sementara target nasional itu masih sebesar Rp 20 Triliun lagi. Kita baru 60 persen untuk target nasional,” imbuhnya. (luthfi)
Iklan
Iklan
Iklan
Diskusi tentang ini post