SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Sekretaris Komisi II DPRD Kota Tangerang yang salah satunya membidangi pendidikan Andri Septian Permana meminta agar Penjabat Wali kota Tangerang Nurdin lebih berfokus kepada konsolidasi birokrasi ketimbang melakukan kunjungan atau membuat kebijakan baru. Andri berpendapat, Nurdin adalah pejabat administratif sehingga tidak perlu turun langsung ke lapangan.
“Saya lebih melihatnya ini sebagai sensasi. Dia (Nurdin) bukan pejabat politis, jadi nggak perlu sibuk turun ke lapangan, ” ujar wakil rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan ini. Salah satu yang disorotnya adalah terkait program Pelajar Tangerang Mengaji. Ia mengatakan, secara aturan Nurdin masih terikat dengan RPJMD pada era Arief R Wismansyah-Sachrudin.
“Bagaimana bisa visi misi Arief Wismansyah di-breakdown kemudian diejawantahkan menjadi kebijakan versinya dia. Ini bukan menyempurnakan kebijakan namanya, tapi lebih menjadi kebijakan baru, jadi alas (kebijakannya) apa?” ungkapnya.
Dia pun menanyakan soal adakah pendampingan anggaran terkait program ini khususnya terkait rekrutmen tenaga pendamping. Sebab bila ada maka hal itu justru menjadi pertanyaan. “Kita sudah ketok APBD 2024 sebelum dia jadi Pj. Kalau ada anggaran yang dikeluarkan untuk program Pelajar Tangerang Mengaji itu pakai pos apa?” ujarnya.
Diketahui sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang, Nurdin, meninjau langsung pelaksanaan program Pelajar Tangerang Mengaji yang belum lama diresmikan dan berlaku bagi siswa dijenjang SD hingga SMP di seluruh wilayah Kota Tangerang.
Di hadapan ratusan pelajar SMP Negeri 2 Kota Tangerang, Nurdin, menyebut Program Pelajar Tangerang Mengaji menjadi benteng bagi generasi muda untuk menjaga akhlak dan juga moral di tengah perkembangan teknologi informasi dewasa ini. “Untuk itu, harus terus menggelorakan semangat Pelajar Tangerang Mengaji,” ujar Pj, saat meninjau kegiatan Pelajar Tangerang Mengaji di SMP Negeri 2, Selasa (16/1/2024) lalu.
Pj, juga mengungkapkan, keberadaan Program Pelajar Tangerang Mengaji menjadi jembatan bagi generasi muda untuk lebih memahami agama lebih baik lagi dengan bimbingan dari guru yang juga mengerti dengan baik tentang agama. “Bukan hanya siswa yang muslim, tapi siswa yang non muslim juga mendapat pendampingan dari guru atau tokoh agama masing – masing,” ujar Nurdin. (made)
Diskusi tentang ini post