SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Isak tangis keluarga pecah ketika jenazah Kopilot Captain Muhammad Septian Alhadi (26) yang menjadi salah satu korban kecelakaan helikopter di Halmahera Tengah, Maluku Utara, tiba di rumah duka pada Kamis (22/2) malam. Korban merupakan warga Kelurahan Poris Plawad Utara, Cipondoh, Kota Tangerang,
Muhammad Septian Alhadi menjadi salah satu dari tiga korban jatuhnya helikopter bell 429 PK-WSW di area pertambangan di hutan Halmahera Tengah, Maluku Utara pada Selasa (20/2) Keesokan harinya, Tim SAR gabungan yang melakukan pencarian akhirnya menemukan titik lokasi jatunya helikopter tersebut sekira pukul 09.55 WIT. Namun, 3 orang yang berada di dalam helikopter tersebut yakni Capt Agus Sumaryanto (Pilot), Capt Muhammad Septian Alhadi (Co Pilot), dan 1 pekerja tambang Umar Ali ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Jenazah Septian selanjutnya diterbangkan ke kediamannya dan tiba sekira pukul 19.00 Wib. Kerabat serta tetangga yang melayat di rumah duka pun ikut menitikkan air mata.
Ayah korban Muhammad Tarlan mengatakan awalnya ia mengetahui kabar tersebut dari tetangganya lantaran saat itu pihak dari tempat anaknya bekerja yakni PT Whitesky Aviation (Helycity) datang ke rumahnya. Namun ia dan keluarganya sedang tidak berada di rumah.
“Katanya sudah 3 kali datang ke rumah tapi waktu itu kami sedang tidak berada di rumah. Lalu tetangga kami memberikan kabar ke istri saya terkait kedatangan pihak Whitesky itu,”ucapnya, Kamis (22/2).
Setelah itu, ia dan keluarganya lalu datang ke kantor perusahaan anaknya itu yang berada di Perimeter Selatan Bandara Internasional Soekarno Hatta untuk mengetahui maksud kedatangan pihak Whitesky itu.
Sesampainya di sana, Tarlan yang juga Lurah Bencongan Indah, Kelapa Dua Kabupaten Tangerang itu diberi kabar oleh pimpinan PT Whitesky Aviation bahwa helikopter yang ditumpangi anaknya itu hilang kontak di Halmahera Tengah, Maluku Utara.
“Kami juga diberi kabar bahwa tim SAR gabungan tengah mencari keberadaan Septian dan 2 orang lainnya yang ikut menjadi korban kecelakaan tersebut,”ujarnya.
Pada hari Rabu (21/2) sekira pukul 11.00 WIB, pihak Whitesky datang ke rumahnya untuk memberikan kabar terkait keberadaan dan kondisi Septian. Tangisan keluarga pun tak terbendung setelah pihak Whitesky mengabarkan bahwa Septian telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
“Semuanya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” ungkapnya.
Sebelumnya, Tarlan tak memiliki firasat buruk atau tanda-tanda aneh yang akan menimpa anaknya. Namun, ada sesuatu hal yang tak seperti biasanya.
“Jadi biasanya itu, Septian kalau mau berangkat tugas ke daerah itu dia berangkat sendiri. Namun kemarin itu ia tumben meminta istri saya (Ibunya Septian-red) untuk mengantarkannya ke Bandara Soetta,” kata Tarlan.
Di matanya, sosok Septian merupakan anak yang baik dan bertanggung jawab. Septian juga seorang anak yang ceria dan pintar bergaul dengan sesama.
Salah satu teman korban, Tubagus Firmansyah mengaku kaget mendengar kabar bahwa kawan mainnya itu telah meninggal dunia. Pasalnya, pada saat hari pencoblosan 14 Februari lalu, Tubagus yang saat itu menjadi anggota KPPS masih bertemu dengan Septian di TPS.
“Dia kemarin itu masih nyoblos di sini, kebetulan saya jadi anggota KPPS dan di TPS saya masih sempat mengobrol dengannya,” kata Tubagus.
Menurutnya, Septian merupakan sosok yang ramah dan baik kepada teman-temannya. Kata dia, Septian juga kerap kali membeli makanan kepada kawannya yang sedang menongkrong.
“Baik banget orangnya, kalau teman-teman di sini pada ngumpul tuh suka dibeliin makanan sama dia,”ucapnya.
Kini, Septian telah dikebumikan di makam keluarga tak jauh dari rumah duka sekira pukul 20.30 WIB. (mg5)
Diskusi tentang ini post