SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Terhentinya kompetisi di masa pandemi membuat membuat sebagian besar pemain Persita kembali ke kampung halaman masing-masing. Termasuk juga Annas Fitranto, kiper klub berjuluk Pendekar Cisadane yang memutuskan untuk menjalani masa libur kompetisi di Malang, Jawa Timur. Bagaimana kisahnya selama jeda kompetisi?
Annas, pemain bernomor punggung 1 itu, tidak berleha-leha selama di rumah. Dia tetap melakukan latihan secara rutin. Selama di Malang, Annas kembali bernostalgia dengan sang ayah, Hendry Subagyo.
Ya. Annas berlatih langsung di bawah pengawasan Hendry, mantan kiper nasional yang juga kini berprofesi sebagai pelatih kiper. Terakhir, Hendri masih melatih di sebuah klub di Timor Leste. Selama empat kali dalam seminggu, Annas dan ayahnya berlatih di lapangan.
“Di Malang saya udah mulai ikut latihan di lapangan tapi latihan sendiri. Latihan kiper sebenarnya sama ayah saya. Saya latihan di lapangan setiap pagi, empat kali seminggu. Setelah itu biasanya sore atau malam saya nge-gym. Hampir setiap hari saya nge-gym. Kalau latihan kiper saya empat kali dalam seminggu, coba-coba lagi biar kembaliin kondisi, biar fit lagi, biar bugar lagi,” ujar pria kelahiran 6 April 1994 ini dalam keterangan pers yang dilansir Persita, Kamis (18/6).
Dilatih langsung oleh sang ayah, ternyata bukan hal baru bagi Annas. Biasanya, jika memang kompetisi sedang libur dan ia kembali ke Malang, Annas rutin berlatih bersama ayahnya. Annas mengaku tidak merasakan ada perbedaan antara dilatih ayah sendiri dengan dilatih pelatih kipernya di Persita, Mukti Ali Raja.
“Kalau saya sama ayah sendiri bisa saling sering sharing aja. Kalau saya habis ikut tim, saya sharing. Latihannya apa aja di sana, metodenya apa, posisinya bagaimana. Jadi saya saling tukar ilmu aja kalau sama ayah sekarang. Kalau sama Bang Mukti, sama aja. Kalau di lapangan, siapapun yang melatih saya di lapangan, saya anggap sebagai pelatih saya. Jadi saya hormati tetap sebagai pelatih. Kalau ayah saya, saya hormati sebagai pelatih, kalau Bang Mukti, saya hormati sebagai pelatih. Kalau di luar lapangan ya kita udah biasa aja,” tambah Annas.
Dua sosok itu, Hendri Subagjo dan Mukti Ali Raja sama-sama dianggap Annas patut untuk diteladani di lapangan. “Jadi balik lagi, kalau sama ayah saya, ya bapak saya sendiri. Kalau Bang Mukti saya anggap abang saya sendiri. Saya banyak minta ilmu, jadi sama-sama lah. Saya menghormati aja sebagai pemain. Sama-sama enak, sama-sama disiplin, sama-sama orangnya keras juga kalau di lapangan.”
Di luar agenda latihan rutin harian, Annas mengaku tak banyak melakukan kegiatan lain selama pandemi ini. Seluruh aktivitasnya dilakukan hampir seluruhnya di rumah bersama keluarga.
“Selama pandemi saya lebih banyak di rumah, jarang keluar. Mungkin saya seperti biasa, main gitar, nyanyi-nyanyi sendiri. Kalau enggak gitu main Playstation, bantuin Umi saya masak bikin makanan. Jadi gitu-gitu aja di rumah aja,” ujar Annas.
Yang paling dirindukan Annas selama pandemi ini adalah kebersamaan bersama rekan-rekan se-tim di Persita. “Karena udah benar-benar enggak pernah kumpul sama tim lagi. Kangen latihan bareng. Kangen semua lah. Kangen pemain, pelatih, semua yang di Tangerang. Kangen bercanda bareng. Karena selama ini saya benar-benar di rumah aja, Cuma kabar-kabaran lewat whatsapp dan lihat update di Instagram aja. Saya pengin cepat-cepat balik biar bisa becanda bareng, latihan bareng lagi,” harap Annas.
Selain itu, Annas juga berharap agar situasi pandemi ini bisa cepat berakhir agar seluruh aktivitias bisa berjalan normal kembali. “Biar saya sebagai pemain dan juga lainnya yang beraktivitas di luar lapangan bisa kembali mencari rezeki, kembali ke pekerjaan masing-masing.” (gatot)
Diskusi tentang ini post