SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Banjir tahunan yang kerap melanda wilayah Kabupaten Pandeglang, sejak beberapa hari terakhir, harus menjadi evaluasi serius Pemkab Pandeglang. Oleh karena, selama bertahun-tahun persoalan klasik tersebut tidak pernah ada solusi strategis.
Hingga saat ini, banjir masih melanda beberapa kecamatan di Pandeglang, seperti di Kecamatan Sindangresmi tepatnya di Desa Pasirlancar, Pasirloa, Pasirdurung, Bojongmanik. Kemudian di Kecamatan Cikeusik banjir terjadi di Desa Curugciung, Cikeusik, Nanggala, Tanjungan, Rancasenang, Cikadongdong, Sumurbatu, Umbulan, dan Desa Sukasenang.
Sedangkan di Kecamatan Sukaresmi, banjir terjadi di Desa Kubangkampil. Di Kecamatan Cigeulis, banjir melanda Desa Sinarjaya. Di Kecamatan Sobang, banjir melanda Desa Bojen dan Desa Pangkalan. Di Kecamatan Saketi, banjir melanda Desa Sukalangu, di Kecamatan Patia, banjir melanda Desa Surianeun, Idaman, dan Desa Cimoyan.
Banjir juga melanda Kecamatan Munjul tepatnya di Desa Sukasaba, di Kecamatan Panimbang banjir melanda Desa Mekarsari, di Kecamatan Picung banjir melanda Desa Ganggaeng, di Kecamatan Pagelaran banjir terjadi di Desa Sukadame. Sedangkan di Kecamatan Menes, banjir terjadi di Desa Muruy.
Kepala Desa (Kades) Idaman, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Ilman mengatakan, wilayahnya menjadi langganan banjir setiap datang musim hujan.
Selain karena berada di dataran rendah, luapan Sungai Cilemer menjadi persoalan yang belum pernah ditemukan solusinya, oleh Pemkab Pandeglang.
Padahal, kata dia, salah satu cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengurangi risiko bencana banjir bagi masyarakat, yaitu dengan membuat tanggul sebagai tempat menahan air agar tidak langsung naik kerumah warga.
“Pembangunan tanggul bisa mengurangi banjir, bukan mengatasi ya, tetapi mengurangi. Pembangunan tanggul sudah ada tapi belum terselesaikan selama bertahun-tahun, kalau ada tanggul, air akan tertahan dan enggak langsung ke permukiman,” kata Ilman, Rabu (4/12/2024).
“Saya mohon, agar pembangunan tanggul ini segera diselesaikan demi keselamatan warga. Karena kalau terus seperti ini, banjir tentunya tidak akan pernah teratasi dan masyarakat akan selalu menjadi korban,” sambungnya.
Ilman mengatakan, banjir yang melanda wilayahnya sudah terjadi selama dua hari dua malam dan kondisinya belum surut. Akibat hal itu, banyak warga yang mengungsi dan lahan pertanian habis terendam air banjir.
“Di Desa Idaman, ada 437 unit rumah yang terendam banjir dan 563 KK terkena dampaknya. Banjir juga menerjang 362 hektare lahan pesawahan dan 142 hektare areal perkebunan,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta mengatakan, pihaknya akan melakukan inventarisasi terhadap semua lokasi rawan banjir di Kabupaten Pandeglang, termasuk penyelesaian pembangunan tanggul.
Hasil itu, kemudian akan disampaikan kepada Pemprov Banten, agar menjadi bahan evaluasi dan rujukan pengambil kebijakan di tahun yang akan datang. Harapannya, agar persoalan banjir di Pandeglang menjadi skala prioritas bagi Pemprov Banten.
“Sekarang kita inventarisir semuanya dan kita sampaikan kepada Pemprov Banten. Karena ada beberapa kewenangan di Provinsi Banten, termasuk usulan penyelesaian pembangunan tanggul,” ujarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pandeglang ini, juga berjanji akan menjadikan persoalan banjir sebagai catatan penting Pemkab Pandeglang, dan akan segera mencari solusi lain untuk mengurangi risiko banjir.
“Banjir ini menjadi perhatian utama kita, kita akan lakukan sesuai kewenangan kita. Selain itu, kita juga akan berkirim surat ke Pemprov Banten agar Gubernur terpilih nanti bisa menjadikan persoalan banjir sebagai prioritas,” imbuhnya. (adib)
Diskusi tentang ini post