SATELITNEWS.ID, SERANG–Ratusan warga di Kabupaten Serang, terjangkit Demam Berdarah Dangue (DBD). Diketahui, beberapa diantaranya meninggal dunia. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang meminta masyarakat, untuk lebih waspada dan memberantas nyamuk Aedes Aegypti.
Kepala Dinkes Kabupaten Serang, drg. Agus Sukmayadi mengatakan, pemberantasan sarang nyamuk diharapkan ada di tengah masyarakat. Pencegahan timbulnya nyamuk tersebut, dapat dilakukan dengan cara gotong royong membersihkan lingkungan.
“Pencegahan timbulnya demam berdarah, lebih utama dengan gotong royong memberantas sarang nyamuk. Sehingga, tidak timbul penyebaran manakala masyarakat ada yang sudah positif (DBD,red),” kata Agus, Senin (3/8).
Katanya, berdasarkan laporan yang diterimanya, saat ini sudah ada ratusan warga yang terjangkit DBD. Dari jumlah tersebut, beberapa diantaranya sudah ada yang meninggal dunia. Kasus tersebut menyebar, hampir di semua Kecamatan.
“Jumlahnya stagnan. Ada kasus, tapi tidak terlalu meningkat secara tajam, ada ratusan, ada yang meninggal dunia juga. Hampir di semua Kecamatan, ada kasus DBD,” tambahnya.
Ditambahkannya, penyebaran demam berdarah ini tidak mesti di daerah yang lingkungannya kumuh. Tetapi, lebih kepada daerah daerah yang ada genangan air, yang tidak mengalir. Sehingga, menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.
“Air jernih yang diperkirakan tidak ada sarang nyamuk, ternyata lebih mudah dan cepat berkembang biaknya nyamuk DBD. Itu menjadi perantara nyamuk, mengandung virus dengue,” ujarnya.
Oleh karena itu ia mengaku, terus berupaya menyampaikan dan mensosialisasikan kepada masyarakat, agar senantiasa mencegah, atau mengantisipasi sejak dini. “Serangan DBD, paling banyak di saat musim peralihan. Itu biasanya, masyarakat abai terhadap genangan air. Jadi perlu waspada. Karena ada tren kenaikan pada saat itu,” pungkasnya.
Ia juga mengaku, sudah menekankan kepada seluruh jajaran tenaga kesehatan hingga Puskesmas dan Pustu, agar gencar mendampingi masyarakat dalam rangka mencegah penyebaran DBD. Karena, jangan dibiarkan ada yang terjangkit terlebih dahulu, lalu baru ada aksi.
“Intinya, mencegah lebih baik daripada mengobati,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post