SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Pandemi Covid-19 benar-benar terasa menggerus berbagai sektor ekonomi. Salah satu BUMD Kota Tangerang yakni PD Pasar juga turut merasakan betul imbasnya. Yang paling terlihat adalah turunnya pendapatan secara drastis.
Menurut Direktur PD Pasar Titien Mulyati, penurunan pendapatan yang diperoleh perusahaan pelat merah itu bahkan mencapai hingga 60 persen. “Sejak Maret sudah mulai turun pendapatan, lalu lanjut April dan Mei. Untungnya kini mulai naik lagi sekarang,” ujar Titien kepada wartawan saat ditemui di ruangan kerjanya, Senin (10/08). Dia menambahkan, melemahnya daya beli masyarakat membuat warga lebih berhemat berbelanja sehingga juga berdampak pada perolehan retribusi.
“Seperti di Pasar Anyar contohnya, pembeli lebih memilih untuk berbelanja kebutuhan pokok saja. Itu semuanya adanya di pasar basah, sementara untuk pasar kering seperti penjual baju dan lain sebagainya nyaris tidak ada pembeli,” ungkapnya. Padahal kata Titien pada kondisi normal pendapatan yang diperoleh dari Pasar Anyar mencapai Rp 7 juta per hari, namun sejak Covid-19 Cuma menjadi Rp 3 juta saja.
Demikian juga dari retribusi parkir yang dikelola PD Pasar pendapatan yang diperoleh masih jauh dari harapan meski tarifnya dinaikkan. “Jumlah pengunjungnya memang kurang, meski sekarang sudah agak naik,” jelasnya.
Dia menyebutkan dari 10 pasar yang dikelola PD Pasar, hingga saat ini yang tergolong stabil hanya Pasar Ramadhani. Hal ini lantaran pasar yang berlokasi di Pasar Baru, Kecamatan Karawaci tersebut murni pasar basah.
“Sebetulnya target pendapatan kita yang mencapai Rp 7-8 miliar untuk satu tahun dari semua pasar kita tidak tahu nanti realisasi bakal jadi berapa, sekarang saja sudah turun hingga 60 persen,” terangnya.
Terlebih, ujarnya PD Pasar selama ini juga tidak mendapat suntikan dana dari pemerintah. Karenanya dia menyebut salah satu kunci agar pendapatan tersebut tetap tercapai adalah melakukan inovasi. “Makanya kita akan melakukannya dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dengan maksud digitalisasi pasar,” ujarnya.
Semula pelaksanaan inovasi tersebut rencananya akan mulai dilakukan pada Agustus ini. Namun sayangnya, kata Titien masih banyak pedagang yang tak punya ponsel pintar. “Tapi kita terus kerjasama dengan bjb. Yang sudah lumayan sebetulnya adalah Pasar Poris. Kita akan melakukan launching dari Pasar Anyar,” jelasnya.
Untuk diketahui, dari 10 pasar yang dikelola PD Pasar hanya depan pasar yang aktif. Kedelapan pasar itu ialah Pasar Anyar, Pasar Malabar, Pasar Gerendeng, Pasar Laris, Pasar Poris, Pasar Bandeng, Pasar Ramadhani dan Pasar Jatiuwung. Sedangkan dua pasar lainnya tidak aktif. (made)
Diskusi tentang ini post