SATELITNEWS.ID, SERANG–Selama pandemi Covid-19, penjualan beras Jawara Serang (Jaseng) oleh PT Agro Serang Berkah (ASB) cukup banyak, terutama di kalangan pemerintah, koperasi, Retail dan industri. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut mencatat setiap bulannya beras yang terjual mencapai 300 ton per bulan.
Direktur PT ASB, Neneng Sri Hastuti Handayani mengatakan, bahwa kualitas beras jaseng memang gak kalah bagus dengan beras daerah lain seperti Karawang, Jawa Barat. Oleh karena itu sejauh ini beras hasil produksi pertanian Kabupaten Serang tersebut cukup banyak terjual setiap bulannya.
“Untuk distribusi ke Aparatur Sipil Negara (ASN), kemudian kita dilibatkan juga ke Bantuan Sosial (Bansos), terus ada juga yang kita arahkan untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Perbulan itu kita bisa nyampe 300 ton, itu rutin tiap bulan,” kata Neneng, Selasa (11/8).
Selain dilingkungan pemerintahan, kata Neneng penjualan beras juga menyasar ke Industri, Retail dan Koperasi. Ia pun memastikan stok beras jaseng untuk memenuhi kebutuhan bagi bantuan pemerintah atau pun kebutuhan pasar lainnya saat ini masih tersedia.
“Alhamdulillah pembayaran (lancar), terutama untuk ASN ketika dikirim sudah langsung dibayar. Untuk stok sudah pasti, tapi semenjak Covid (penjualan) memang yang keluar daerah sangat terdampak, jadi yang jalan ini khususnya untuk Kabupaten Serang saja,” tuturnya.
Neneng mengatakan, dengan adanya program yang dibawa oleh BUMD, ASN dan Bansos tentunya para petani kini tidak lagi menjual gabahnya keluar daerah. Mereka sengaja mengeringkan gabahnya dan disimpan untuk mengantisipasi pasca tanam.
“Untuk harga bervariasi, karena ketika memang tidak panen kita bahan juga terbatas, jadi harga ada kenaikan sedikit, tapi ketika panen apalagi panen raya menyesuaikan. Yang pasti harga petani kita lebih murah, contoh beras permium harga eceran tertinggi (HET) Rp12.800 tapi kita masih bisa menjual Rp11.000 sampai Rp10.500,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post