SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Dalam acara sosialisasi program sembako, yang dilaksanakan di Aula Pendopo Bupati Pandeglang, Rabu (12/2). Bupati Pandeglang Irna Narulita mendadak marah, dihadapan jajarannya dan seluruh tamu undangan yang hadir pada acara tersebut.
Dengan nanda tinggi dan menunjukan ekspresi marah, Irna mengaku sedih dan sakit hati atas prilaku oknum yang diduga mempolitisasi program sembako, melalui aksi unjukrasa demi mendapatkan posisi menjadi supplier.
“Ibu (Irna,red) jadi emosi ini. Katanya ini forum resmi, ibu (Irna,red) enggak boleh emosi. Ok forum resmi, tapi jangan dipolitisasi ini program. Ayo bermain secara fair (Sportif), sakit ini hati. Kalau sudah ada keputusan dari Pemerintah Pusat, taati itu,” kata Irna, dalam sambutannya, Rabu (12/2).
Katanya, ia bakal melawan para oknum yang macam-macam mau memainkannya. Karena ia mengaku, tak pernah takut dan tak punya kepentingan apapun, selain kepentingan mensejahterakan rakyatnya dan menyukseskan seluruh program, termasuk BPNT.
“Ibu enggak pernah takut. Bupati tak ada kepentingan. Cuma satu kepentingannya, untuk masyarakat Pandeglang. Agen ayo ikuti, mau jadi supplier juga ada aturanya. Seperti punya enggak gudang dan armada,” tambahnya.
Menurutnya, anggaran sebesar Rp 170 Miliar itu untuk warga yang tak mampu. Maka dari itu, ia tak menginginkan adanya oknum yang mengambil keuntungan dari hak mereka. “Kalau mau main proyek, tidak disini. Ini program untuk rakyat miskin. Mau jadi pemasok, silahkan. Harus bersinergi untuk bisa mensukseskan. Untung berapa sih dari sini (sembako,red), Masya Allah,” ujarnya, dengan nada tinggi lagi.
Irna juga mengaungkan permintaannya, agar seluruh Aparat Penegak Hukum (APH), para Kepala Desa (Kades), para Camat dan instansi terkait, bersama – sama mengawasi ketat program sembako tersebut.
“Kawal ketat program akhirat dan mulia ini. Jangan sampai ada yang mengambil untung, diluar aturan yang berlaku. Uang orang miskin masih mau di sunat, kebangetan. Kalau bisa nambahin, bukan malah motong dan makaya (memperkaya diri,red) dari sini. Ibu minta, APH dan seluruh jajaran, kawal ketat program ini, jangan sampai rakyat dikelabui,” terangnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pandeglang, Nuriah menambahkan, Pemerintah Daerah (Pemda) akan segera meluncurkan bantuan program sembako untuk sebanyak 109,133 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Mereka (KPM), segera menerima bantuan yang semula bernama Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tersebut.
“Nanti masing-masing KPM akan mendapat bantuan pangan, senilai Rp 150 ribu, dalam bentuk non tunai. Jumlah itu naik dari tahun sebelumnya, yang hanya senilai Rp 110 ribu er KPM,” ujar Nuriah.
Namun jumlah penerima manfaat itu tambahnya, belum mengakomodir semua keluarga tidak mampu di Pandeglang. Sebab, Dinsos mencatat, ada 113,344 KK di Pandeglang masuk kategori tidak mampu. Artinya, ada 4,211 KK yang tidak mendapat bantuan program sembako tahun ini.
“Tidak ter-cover-nya semua warga miskin di Pandeglang sebagai penerima program sembako, lantaran kuota yang disediakan Kementerian Sosial (Kemensos) terbatas. Namun demikian, jumlah KPM tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu, yang cuma dialokasikan untuk sekitar 107 ribu KPM,” pungkasnya.
Jadi jelasnya, Pandeglang punya data warga miskin 113,344 jiwa. Dari jumlah itu, yang dapat BPNT 2019 hanya sekitar 107,000. Artinya dari 113,344 masih ada. “Bukan angka kemiskinan meningkat, tapi ada hak orang miskin yang belum kebagian dari pusat. Karena itu kan kuota,” tuturnya.
Selain nominal yang berubah tandasnya lagi, bantuan program sembako ini juga ada penambahan bahan pangan yang bisa dibelanjakan sebagai sumber protein dan karbohidrat. “Selain wajib diperuntukkan membeli beras dan telur, KPM juga wajib memberi tambahan untuk vitamin dan mineral buah-buahan dan sayur-sayuran. Dengan begitu, asupan gizi bagi KPM akan lebih mencukupi,” ucapnya.
Adapun teknis penerimaan bantuan, pemerintah akan langsung mengirim bantuan ke rekening masing-masing KPM. Setelah diterima, para peserta program sembako wajib membelanjakannya melalui kartu elektronik di warung-warung yang telah ditunjuk sebagai agen. “Tahun 2020 ini, program BNPT dikembangkan menjadi program sembako dengan skema non tunai, atau dengan menggunakan kartu elektronik yang kemudian dapat di gunakan di E-Waroeng untuk memperoleh beras dan telur,” paparnya.
Nuriah memastikan, pihaknya akan menyalurkan bantuan dengan 6T, yakni tepat sasaran, tepat kualitas, tepat harga, tepat jumlah dan waktu serta tepat administrasi. Keenam unsur tersebut, harus menjadi pedoman. “Kalau pengawasannya dari agen, akan dibuatkan pakta integritas supaya memfasilitasi hak KPM. Jadi perjanjiannya dengan KPM, agar hak mereka terpenuhi. Mereka bisa menuntut ke agen,” imbuhnya. (nipal/mardiana)
Diskusi tentang ini post