SATELITNEWS.ID, CURUG—Pabrik dan gudang di wilayah Kecamatan Curug ludes terbakar dalam kurun waktu sehari. Akibat peristiwa tersebut, kedua pemilik pabrik masing-masing ditaksir mengalami kerugian hingga Rp 300 juta.
Komandan Regu Pemadam Kebakaran pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Margono Agus mengatakan, pada hari Selasa (11/2), kebakaran terjadi di Pabrik Nata De Coco milik PT Rocha Sinergi Persada, di Jalan Raya Curug PLP Km 4, Kelurahan Curug Kulon, Kecamatan Curug.
Menurut Margono, api cukup besar melahap pabrik tersebut, sehingga pihaknya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memadamkannya. Untuk memadamkan api yang membakar pabrik nata de coco tersebut, pihaknya menurunkan 1 unit mobil pemadam, 1 unit mobil tangki air, dan 1 unit mobil rescue.
“Pada hari Selasa (11/2) Pabrik Nata De Coco yang terbakar. Api berkobar sangat besar. Kami membutuhkan waktu kurang lebih satu jam setengah untuk memadamkannya, dengan membawa beberapa unit mobil untuk memadamkan api,” kata Margono kepada Satelit News, Rabu (12/2).
Menurut Agus, api yang membakar pabrik tersebut berasal dari mesin oven yang telalu panas, sehingga merembet ke bahan lain yang mudah terbakar. Beruntung dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa ataupun luka.
“Bersasarkan keterangan yang kami dapat, api berasal dari mesin oven. Itu terlalu panas lalu mengenai bahan yang mudah terbakar. Tidak ada korban jiwa ataupun luka,” jelasnya.
Lanjut Margono, selain pabrik tersebut, kebakaran juga menimpa gudang pengelasan besi. Namun, sampai saat ini pihaknya masih belum mengetahui penyebab kebakaran gudang tersebut.
“Ada yang bilang dari korsleting listrik, ada yang bilang dari puntung rokok, ada juga yang bilang dari mesin las yang korslet, jadi masih dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Tangerang, Kosrudin menambahkan, kerugian yang dialami pemilik mencapai Rp600 juta, akibat kebakaran yang menimpat Pabrik Nata De Coco dan gudang las besi tersebut.
“Perkiraan masing-masing pemilik mengalami kerugian sebesar Rp 300 juta, jadi total mencapai Rp 600 juta,” tambahnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post