SATELITNEWS.ID, SERPONG—Terdeteksinya paparan radioaktif di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, membuat sebagian warga merasa khawatir. Mereka cemas mendapat dampak buruk dari paparan radiasi tersebut. Kendati demikian, pemerintah meminta agar warga setempat tetap tenang.
Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, mengatakan, warga harus tetap tenang dan tidak menimbulkan kepanikan. Juga, tidak percaya atas informasi apapun yang belum pasti kebenarannya.
“Masyarakat Tangsel, khususnya (Perumahan) Batan Indah tenang saja, lakukan aktifitas seperti biasa. Karena ini sudah ditangani yang ahli, tidak perlu gelisah dan tidak perlu berasumsi pendapat masing-masing cari informasi akurat dan yakin sekarang teknik ditangani dengan baik,” ujar Benyamin.
Benyamin juga menekankan, paparan radiasi di lokasi ini tidak berbahaya. Terlebih lagi saat melakukan tinjauan ke lokasi pada Sabtu (15/2), Benyamin mengatakan tim ahli sudah melakukan kerja secara serius.
“Tidak terjadi apa-apa kok, saya juga berada di dekat sini,” katanya.
Pemkot Tangsel dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) akan terus berkoordinasi dalam menangani munculnya radiasi dari benda yang saat ini masih dalam penelitian Batan dan Badan Pengawas Tenaga Nulir (Bapeten).
“Kami sebatas hubungan pemerintah dengan masyarakat. Kalau Batan punya prosedur sendiri memang di luar otoritas Pemkot. Kembali saya imbau tenang saja untuk warga,” ujarnya.
Benyamin menyatakan paparan radioaktif tersebut tidak ada hubungannya dengan reaktor nuklir yang berada di Puspiptek, Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu.
“Ini belum pernah terjadi seperti ini, yang pasti ini tidak ada kaitannya sama reaktor yang di belakang (Puspiptek) itu dijamin oleh Batan. Semoga saja hasil kajian tim ahli bisa mengungkapkan asal benda tersebut,” pungkasnya.
Selain yang merasa khawatir, banyak juga warga Perumahan Batan Indah yang tidak merasa khawatir. Selain alasan karena sudah ditangani cepat oleh Batan dan Bapeten. Warga yang sebagian bekerja di Batan ini mengaku paham betul penanganan paparan radioaktif. Mukhlis Hadi, salah satu warga setempat yang juga peneliti di Batan meyakini penanganan lebih lanjut telah dilakukan.
“Sebenarnya buat kita yang tahu, ini aman-aman saja. Karena kita kan rata-rata bekerja di sana semua, jadi tahu risiko-risikonya,” ujar Mukhlis yang rumahnya hanya berjarak hampir 100 meter dari titik temuan paparan radioaktif.
Lebih lanjut dia mengatakan, ketika mendapatkan informasi mengenai adanya paparan radioaktif, warga setempat langsung segera berkoordinasi antar RT, sehingga meminta adanya garis pembatas wilayah yang terpapar.
“Sudah sejak tahun 90-an kita tinggal di sini. Mungkin yang enggak ngerti soal ini wajar merasa was-was, tapi yang ngerti biasa saja, karena sebenarnya ini bisa ditangani sederhana saja,” ujarnya.
Mukhlis meyayangkan saat ini ada beberapa warga yang dinilai keliru dalam pemahaman menghadapi paparan radiasi.
“Sebenarnya kita merasa aman, karena kan sudah ada pernyataan dari Bapeten bahwa radiasi itu hanya berada di garis batas area kecil. Tapi ada warga yang kemarin-kemarin itu seperti salah menyebarkan informasi soal radius radiasinya. Beruntung penjelasan Batan dan Bapeten mematahkan informasi miring yang sempat beredar sebelumnya,” pungkasnya.
Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten, Abdul Qohhar saat ditanya terkait dampak warga terpapar radiasi, memberikan jawaban bahwa itu tergantung lama tidaknya di lokasi terpapar.
“Nah, untuk laju paparan lokasi di luar garis kuning sudah relatif rendah. Kalau misalnya masyarakat hanya sebentar berada di situ (misal hanya buang sampah), dampaknya tidak signifikan. Berbeda kalau misal nongkrong lama di situ. Nah ini yang bisa jadi masalah,” ungkapnya menjawab pentingnya dilakukan penutupan area agar warga tidak memasuki titik terpapar.
Terkait dampak apa yang akan terjadi jika radiasi nuklir mengenai warga? Qohhar menjawab tergantung berapa lama orang tersebut di lokasi.
“Kalau kita bicara dampak, hanya melulu nilai laju paparan belum menunjukkan apa-apa. Masih harus digabung dengan parameter berapa lama berada di sana. Kalau bicara dampak, kita harus bicara seberapa besar dosis yang diterima seseorang. Ini diketahui dari nilai laju paparan dikalikan lama waktu,” jelas Abdul.
Bahkan, hal terburuk bisa saja terjadi jika manusia menerima radiasi nuklir terlalu besar. Dimana sel tubuh manusia bisa mengalami kerusakan.
“Secara alami, tubuh memiliki kemampuan meregenerasi sel yang rusak tersebut. Namun bila dosis yang diterima terlalu besar, maka sel yang mengalami kerusakan akan lebih besar dari kemampuan regenerasi tadi. Dampak akhirnya ya seperti yang banyak dipahami publik, misal timbul kanker, kemandulan, dan lain-lain,” tuturnya.
Qohhar menjelaskan, penyebab limbah radioaktif bisa muncul di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), belum diketahui. Namun, sebagian tanah yang terkontaminasi zat radioaktif telah diangkut. Dia menjelaskan Bapeten akan bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk melakukan proses identifikasi dari tanah yang sudah diambil itu.
Dia menjelaskan unsur radioaktif di Perumahan Batan Indah mengandung unsur Cs 137. Karena ada unsur ini, lanjutnya, Bapeten akan melakukan pengecekan dan pendataan ke seluruh pengolah yang memakai unsur Cs 137 di seluruh Indonesia.
Abdul menjelaskan pengecekan dilakukan untuk melihat bagaimana suatu industri memakai unsur Cs 137. Menurutnya, Cs 137 yang sudah tidak digunakan wajib dilimbahkan ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan.
Selain itu, lanjutnya, Bapeten bekerja sama dengan polisi untuk melakukan identifikasi. Identifikasi dilakukan untuk mencari apakah ada unsur kesengajaan atau tidak.
“Dari kepolisian beda lagi. Jadi akan kami combine bersama. Mudah-mudahan investigasi ini akan memperoleh hasil. Kalau memang tadi yang disampaikan ini karena unsur kesengajaan, misalkan, siapa pelakunya itu bisa ketemu,”imbuhnya.
Kepala Biro Humas dan Kerjasama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Heru Umbara menambahkan pihaknya akan meminta warga Batan Indah untuk melakukan Whole Body Counting (WBC), Senin (17/2). Namun untuk hewan di perumahan Batan Indah, sambungnya, masih dimungkinkan untuk diindentifikasi apakah terkena radiasi zat radioaktif atau tidak.
“Nanti kemungkinan kalau ada indikasi ke arah sana, kita akan lakukan ke arah situ (mengecek hewan). Tapi tumbuhan, pohon, sudah kita lakukan (pengecekan), tapi hasilnya belum keluar,” kata Heru, di perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Minggu (16/2).
Heru tidak menjelaskan secara rinci hewan apa saja yang dimungkinkan akan diindentifikasi. Apakah hanya hewan peliharaan atau juga hewan liar di perumahan Batan Indah, belum diketahui.
Kemarin, petugas mengambil limbah radioaktif di Perumahan Batan Indah. Limbah ini ditaruh di dalam drum dan diangkut memakai truk ke PLTR (Pusat Teknologi Limbah Radioaktif). Ada 28 petugas yang terbagi dalam empat kelompok untuk mengambil limbah radioaktif di Perumahan Batan. Kelompok ini bekerja tiap 1 jam.
“(Bekerja) dengan cara memasukkan tanah ke drum. Kelompok pertama tadi sudah bekerja menghasilkan 27 drum. Selama 1 jam, kelompok pertama mengumpulkan 27 drum tanah yang nanti akan dibawa ke PTLR,” kata Heru.
Dia menambahkan tanah yang mengandung zat radioaktif yang diangkut kelompok pertama ini masih dalam kategori aman, yakni 2-10 mikrosievert/jam. (dra/jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post