SATELITNEWS.ID, LEBAK–Pada masa pandemi -Covid-19 membuat ekonomi masyarakat anjlok. Kondisi tersebut tak menyurutkan masyarakat untuk menukarkan uang pecahan kecil untuk dibagi-bagi saat perayaan Idul Fitri 1442 Hijriyah.
Tercatat, sepekan jelang Idul Fitri uang pecahan kecil yang disiapkan BRI Rangkasbitung sebesar Rp 7 miliar telah habis diburu masyarakat. Mulai dari pecahan Rp 2 ribu hingga Rp 100 ribu.
Pimpipnan cabang (Pinca) BRI Rangkasbitung, Riki Rinda Sakti mengatakan, memasuki sepakan lebaran, jumlah nasabah maupun warga yang melakukan penukaran uang pecahan cukup tinggi. Akibatnya,uang pecahan sebesar Rp 7 miliar yang disiapkan pihaknya sudah habis.
“Sudah habis untuk uang penukaran per hari Kamis (6/5). Di unit-unit BRI juga sepertinya sudah habis juga, karena ada beberapa unit sudah minta dropan baru, tapi tidak bisa dipenuhi karena jatah juga habis,” kata Riki, kemarin.
Dia tak mengira uang penukaran Rp 7 miliar yang disiapkan pihaknya akan cepat habis diburu masyarakat mengingat saat ini tengah pandemi Covid-19 ditambah adanya larangan mudik oleh pemerintah.
“Saat ini kita sedang menghadapi wabah pandemi Covid-19. Tapi ternyata uang pecahan recehan tetap diburu. Memang kalau dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 turun. Karena penukaran uang pecahan menurut informasi bisa mencapai Rp 15 miliar,” ujarnya.
Katanya, uang pecahan itu terdiri dari lembaran Rp100 ribu, Rp 50 ribu, Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu dan Rp 2.000. Rinciannya, Rp 100 ribu sebanyak Rp1 miliar, Rp 50 ribu sebanyak Rp 500 juta, Rp20 ribu sebanyak Rp 1,2 miliar, Rp10 ribu sebanyak Rp 2,5 miliar, Rp 5.000 sebanyak Rp1,5 miliar dan Rp 2.000 sebanyak Rp 300 juta.
“Penukaran uang di BRI Cabang Rangkasbitung tidak hanya diperuntukkan bagi nasabah saja. Tapi, semua warga bisa menukar uang kecil di BRI,” katanya. Paling cepat habis itu uang pecahan Rp 5.000 dan uang Rp 10 ribu,” tambahnya.
Deden warga Rangkasbitung yang menukar uang pecahan ke BRI Rangkasbitung, mengaku setiap momen lebaran Idul Fitri ia biasanya membagikan uang pecahan baru kepada sanak saudaranya. “Kan tak perlu besar yang penting uangnya baru. Harus nyari kemana lagi. Karena informasinya uang pecahan di sejumlah bank juga sudah habis,” katanya.(mulyana/made)
Diskusi tentang ini post