SATELITNEWS.COM, TANGERANG—SDN Tanah Tinggi 3 Kecamatan Tangerang merupakan salah satu penerima adiwiyata mandiri pertama di Kota Tangerang. Sekolah yang berlokasi di Jalan Daan Mogot No 1 Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang itu kini bertekad mempertahankan predikat tersebut.
SDN Tanah Tinggi 3 mendapatkan piala Adiwiyata mandiri pada tahun 2016 lalu. Hingga saat ini, sekolah tersebut masih menerapkan berbagai program terkait adiwiyata.
“Memang tantangan terberat itu mempertahankan. Maka dari itu kita selalu menjaga lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya, jaga kebersihan lingkungan dan mendaur ulang dari benda-benda yang masih bisa digunakan,”ujar Suci Handayani, anggota tim pembina Adiwiyata SDN Tanah Tinggi 3 kepada Satelit News.
Dia menjelaskan pihaknya juga membuat berbagai kerajinan tangan dari sisa botol plastik. Diantaranya adalah pot, tempat sampah, hiasan dan green house.
“Bahkan green house kita terbuat dari kumpulan botol minuman bekas, dirakit, dijahit hingga jadi green house,”ujarnya.
Dia berharap kekompakan antara guru, murid dan warga sekolah tetap terjaga di dalam mempertahankan predikat adiwiyata mandiri. Kemudian, Suci berharap adiwiyata mandiri dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.
SDN Tanah Tinggi 3 mulai mengikuti adiwiyata tingkat Kota Tangerang pada tahun 2012. Setelah itu mereka terus melangkah hingga menuju adiwiyata mandiri. Tingkat mandiri adalah akhir perjalanan program adiwiyata sebagai tingkatan tertinggi.
Tingkat adiwiyata mandiri diperoleh SDN Tanah Tinggi 3 pada tahun 2016. Saat itu Kota Tangerang memiliki empat sekolah yang mendapatkan adiwiyata mandiri. Masing-masing SDN Tanah Tinggi 1, SDN Tanah Tinggi 3, SMAN 4 Kota Tangerang dan SD Islam Al Ikhlas.
Suci Handayani mengatakan setelah sekolah berhasil mendapatkan adiwiyata mandiri, pihaknya dikunjungi banyak sekolah dari dalam dan luar negeri. SDN Tanah Tinggi 3 bahkan pernah dikunjungi pihak sekolah dari Malaysia dan Belanda.
“Dari Malaysia pernah kunjungan karena SD ini terkenal dengan recycle atau daur ulang dari kulit kuaci, kulit jagung dan kulit bawang putih. Bahkan pernah datang untuk studi banding dari Belanda tahun 2017/2018. Mereka antusias sekali. Hiasan kita dibawa untuk oleh-oleh sebanyak 32,”ujarnya. (mg1/gatot)
Diskusi tentang ini post