SATELITNEWS.ID, SERANG— Video penanganan suspect corona di Kabupaten Serang menjadi viral di media sosial. Dua tenaga medis menggunakan alat pelindung membawa seorang pasien yang menggunakan masker keluar dari Unit Gawat Darurat (UGD) dan dimasukan ke dalam ambulans. Lokasi video tersebut tepat di depan UGD Rumah Sakit Drajat Prawira Negara (RSDP) Serang.
Humas RSDP Serang, dr Anam membenarkan bahwa video tersebut berada di RSDP Serang. Hanya saja ia mengaku belum bisa memastikan pasien tersebut apakah benar benar suspect nCov atau tidak.
“Saya sudah terima video itu, dan kita pastikan bahwa itu videonya ada di Rumah Sakit Serang (RSDP), (pasien-red) tadi datangnya sekitar pukul 10 Wib. Tapi sampai detik ini kita masih melakukan pemeriksaan, belum bisa memastikan bahwa pasien itu nCov ata tidak,” ujar Anam, Selasa (3/3).
Namun yang pasti, kata dia pasien tersebut untuk saat ini dimasukkan ke dalam kategori infeksius. Sehingga berdasarkan prosedur tetap (protap) atau SPO yang harus dilaksanakan sama seperti ada yang di video.
“Kalau pasien infeksius seperti Difteri, Mers, Sars dan yang baru ini nCov maka prosedur tetap atau SPO itu dilaksanakan seperti yang ada di video. Begitu pasien masuk dicurigai itu maka pasien dimasukkan lagi ke ambulans dan dikirim ke ruang isolasi dan UGD yang telah dimasuki pasien tadi dilakukan desinfektan,” ujarnya.
Berkaitan dengan identitas dan alamat pasien, ia mengaku belum bisa mengungkapkannya. Menurut Anam, saat masuk rumah sakit pasien sudah memakai masker dan keluarga mengaku pasien menderita penyakit paru. Pasien juga diketahui baru pulang dari umrah pada 29 Februari 2020.
“Tentang asal pasien kita rumah sakit otomatis akan menjaga rahasia karena diagnosisnya juga belum kita tegakan apakah masuk dalam wabah atau bukan,”ujar Anam.
Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulanti Saroso. Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah pasien tersebut harus dirujuk kesana atau tidak.
“Berkaitan dengan kesiapan RSDP, kita sudah membentuk tim untuk kasus kasus yang infeksius, ketuanya dokter spesialis paru, ada 16 dokter yang terlibat disitu, IGD sudah disiapkan APD untuk petugas kita, desinfektan sudah disiapkan, tidak hanya untuk pasien nCov tetapi pasien infeksius yang lain, terus kita juga sudah punya 4 tidur untuk pasien infeksius,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar meminta masyarakat tidak panik namun tetap waspada terhadap penyebaran virus Corona. Dia meminta warga fokus menjaga kebersihan diri dan terus meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi banyak buah-buahan dan makanan sehat serta istirahat cukup.
“Mari kita jaga kebersihan tubuh agar terhindar dari virus dan segala hal penyakit,” ungkap Zaki.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch. Maesal Rasyid kemarin menggelar rapat penanganan sosialisasi dampak penyebaran suspek Virus Corona (Covid-19), di ruang Wareng Gedung Bupati Tangerang. Rapat dihadiri Kepala OPD, Camat dan 40 Kepala Puskesmas di Kabupaten Tangerang untuk mensosialisasikan secara menyeluruh penanganan dan antisipasi dampak penyebaran Corona di Kabupaten Tangerang.
“Upaya penanganan sudah dilakukan Pemkab Tangerang, oleh masing-Masing Puskesmas dan RSUD Tangerang sejak Januari 2020,” ungkap Sekda Moch. Maesyal Rasyied.
Sekda mengimbau para ASN, tenaga medis, hingga Camat dan masyarakat Kabupaten Tangerang agar tidak panik dengan penyebaran kasus Corona. Sebab, Pemkab Tangerang melakukan pemantauan secara aktif, baik warga Indonesia yang pergi keluar negeri atau warga Asing yang berkunjung ke Kabupaten Tangerang.
“Saya mengimbau kepada ASN dan masyarakat agar tidak panik dan lebih waspada menjaga perilaku Hidup bersih dan sehat di masyarakat. Kalau tidak sakit jangan pake masker,” ujar Sekda.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti menambahkan pihaknya sudah melakukan pemantauan terhadap WNI dan WNA di Kabupaten Tangerang.
“Puskesmas terus melakukan pemantauan di setiap wilayah Kabupaten Tangerang, jika terindikasi siap siaga dirujuk ke RSUD Tangerang ,” ungkapnya.
Selain pemantauan, Lanjut Kadiskes, Pemkab Tangerang melalui RSUD Tangerang menyiapkan 7 ruang isolasi yang akan disiapkan mengantisipasi bila mana ada yang terjangkit Virus tersebut.
“Kita siapkan Ruang Isolasi di RSUD Tangerang, dan penanganan intensif terus dilakukan mulai dari puskesmas hingga Rumah sakit rujukan,” ujarnya.
RSUD Tangerang Naniek Isnaeni mengatakan terdapat 7 orang yang dalam pantauannya karena bepergian dari sejumlah negara yang ikut terpapar Corona. Mereka merupakan gabungan dari WNI dan WNA.
“Ada yang wajib datang ke RSUD atau Puskesmas, sesuai kebijakan Fasilitas kesehatan yang dimiliki. Warga yang kini dalam pemantauan tersebut, merupakan hasil kordinasi dan laporan pihak Kantor Kesehatan Bandara, melalui kartu keterangan sehat,” ujar Naniek, Selasa (3/3).
Naniek menjelaskan, WNI dan WNA yang kini menjadi perhatian adalah warga yang baru datang dari negara-negara yang terpapar Corona sehingga mereka harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara bertahap di Bandara Soekarno Hatta.
“Hasil informasi Kantor Kesehatan Bandara, kita sebagai RSUD rujukan langsung melakukan tindakan dengan memberikan pelayanan medis dan pemantauan dan sejauh ini, kita masih memantau dan belum melakukan pengawasan karena kewenangan itu berada rumah sakit Sulianti Saroso Jakarta,” tegas mantan Kadinkes ini.
Naniek mengakui, RSUD Tangerang saat ini sudah mempersiapkan diri dengan fasilitas Laboratorium dan ruang khusus bagi para pasien yang dalan pemantauan.
“Kita juga menjadi salah satu rujukan Laboratorium di Banten untuk melakukan observasi bagi yang yang diduga terpapar, dan ruang perawatan juga dipersiapkan di RSUD Tangerang,” imbuhnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Banten menambah ruang isolasi di dua rumah sakit rujukan untuk antisipasi jika ada pasien terjangkit virus Corona. Dua rumah sakit itu adalah RSUD Tangerang dan RS dr Dradjat Prawiranegara, Serang.
“Untuk fasilitas ditambah, tadinya di RSUD Tangerang ada empat ruang isolasi, sekarang penambahan tiga, tapi belum selesai. Di RSDP Serang ada empat ruang isolasi,” kata Kadinkes Banten Ati Pramudji Hastui di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Serang, Selasa (3/3).
Penunjukan dua rumah sakit di Banten sebagai rujukan diputuskan oleh Kementerian Kesehatan. Meski Provinsi Banten memiliki RSUD Banten, rumah sakit tersebut belum bisa dijadikan rujukan jika ada pasien terjangkit Corona.
Sejauh ini, di Banten belum ada suspect atau warga yang terjangkit karena virus Corona. Namun ia menjelaskan ada 17 orang di Kota Tangerang yang kondisinya dipantau. Ini pun, menurutnya, hanya pemantauan karena warga tersebut pernah ke negara-negara terjangkit.
“Ini dipantau, bukan sakit. Di Kota Tangerang kondisinya 17 (orang) yang dipantau, artinya belum ada kasus positif. Orang dari luar (negeri) harus dipantau sampai waktu inkubasi 14 hari agar sehat aman, hanya pemantauan,” ujar Ati. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post