SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Sebanyak 27 taman tematik (tamtik) di Kota Tangerang sementara akan ditutup untuk mencegah mewabahnya Virus Corona. Hal tersebut menyusul status Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah Corona yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Banten.
Penutupan tamtik di Kota Tangerang dilakukan secara bertahap dan telah berlangsung sejak Minggu, (15/3). Seperti taman elektrik yang terdapat tepat di depan pintu gerbang Gedung Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang. Rumput sintetis yang menjadi ciri khas taman elektik telah diangkat untuk dilakukan pemberihan.
Kepala Bidang Pertamanan dan Dekorasi Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang, Hendri Pratama mengatakan sosialisasi dengan masyarakat untuk tak berkunjung ke taman elektrik sementara waktu telah dilakukan kemarin.
“Dan besok (hari ini) kita akan mulai pembersihan area taman khususnya ruang bermain anak, toilet, dan musala. Sudah mulai hari ini (kemarin) kita sosialisasikan, saya kita masyarakat juga pahan dengan situasi ini,” ujarnya kepada Satelit News, kemarin.
Hari ini Disbudpar Kota Tangerang akan mengerahkan petugas melakukan pembersihan area vital di sebagian taman tematik. “Taman elektrik rumputnya sudah kita angkat untuk dicuci. Masih ada taman potret, kunci, bambu, gajah, hutan kota, taman pramuka, taman burung, taman ekpresi dan taman pisang yang akan kita bersihkan,” jelasnya.
Pihaknya juga sedang melakukan komunikasi dengan instansi terkait untuk bekerja sama melakukan pembersihan. Seperti Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Kesehatan (Dinskes) Kota Tangerang. “Penyemprotan kita masih menunggu dari Dinkes akan coba koordinasi. Tadi diskusi dengan teman – teman dengan cairan pembersih biasa harusnya sudah cukup,” kata Hendri.
Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan operasional seluruh taman tematik ditutup mulai 15 sampai 30 Maret 2020. Menurutnya, masyarakat harus memahami penutupan taman tematik ini karena demi pencegahan penularan Virus Corona. “Kita di Kota Tangerang hari ini taman tematik kita tutup. Kita kurangi interaksi antar masyarakat di ruang publik,” jelas Arief. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post