SATELITNEWS.ID, SERANG – Pengamatan Publik FKIP Untirta Serang, Encep Andriana berharap, siapapun yang terpilih kedepan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Banten, pada Pemilu 2024, diharapkan lebih fokus pada dunia pendidikan dan pembangunan infrastruktur.
Artinya, dengan mengutamakan dunia pendidikan yang lebih fokus, disertai kesiapan lapangan pekerjaan.
“Hal ini juga, tidak boleh melupakan pembangunan infrastruktur jalan yang disejumlah pelosok hingga kini kondisinya masih rusak. Kenapa infrastruktur jalan juga perlu diperhatikan, lantaran infrastruktur merupakan urat nadinya pembangunan perekonomian,” kata Encep, Jumat (19/8/2022).
Terpisah, Pengamat Politik yang juga Dosen Universitas Mathla’ul Anwar Banten Eko Supriatno memprediksi, bakal ada enam partai politik (Parpol) yang jadi kunci persaingan sengit dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Banten 2024 mendatang.
Diantaranya, Partai Golkar, PDIP, Gerindra, PKB, Demokrat dan partai PKS. “Keenam Parpol itu, bakal jadi kunci persaingan sengit,” ujar Eko.
Hal itu, kata Eko yang juga merupakan Peneliti Kadaka Research and Consulting melihat, dari potensi para tokoh yang diisukan akan maju dalam Pilkada dalam sejumlah Parpol tersebut yakni, masih menyertakan tokoh-tokoh lama sebelumnya dengan popularitas dan elektabilitas yang masih tinggi.
“Sebut saja, Wahidin Halim dan Rano Karno. Selain Wahidin Halim dan Rano Karno, juga muncul nama lain yang diperbincangkan yakni Arief Wismansyah Walikota Tangerang, Iti Jayabaya Bupati Lebak. Nama lain yang dipandang layak maju dengan alasan yang sama adalah, ada Ratu Tatu Chasanah dan Airin Rachmi Diany,” ujarnya.
Eko menduga, sejumlah Parpol petarung sudah mulai merancang strategi untuk pemenangan Pilkada Banten diantaranya, Golkar, PDIP, Gerindra, PKB, Demokrat dan PKS.
Karena, kata dia, Pilkada di zaman modern semua sudah bisa diukur dengan ilmu pengetahuan dan metode yang teruji. Seperti majunya seseorang di Pilkada.
Pertama-tama tidak diukur dari tinggi atau rendahnya level posisi yang diperebutkan. “Namun dari kemampuan figur, penerimaan pemilih, kemudian popularitas dan elektabilitas,” tandasnya.
Meskipun, ucap Eko, peta koalisi Parpol pada pemilihan serentak Pilkada 2024 mendatang ditentukan oleh hasil Pemilu.
Berbeda dengan pencalonan untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, yang
mana mengacu pada hasil pemilihan pada Pilpres 2019.
Dari kubu Golkar, Eko menilai, sikap Golkar sudah tepat mengusung Airin Rachmi Diany mantan Walikota Tangsel. Karena dengan turunnya Airin dalam kontestasi Pilkada Banten, akan membuat persaingan menjadi lebih keras.
“Airin dipastikan tanpa pesaing oleh Golkar,” ucapnya.
Airin juga tambah Eko, berpeluang dipilih Golkar karena sudah punya track record yang cukup panjang sebagai kepala daerah. Kader terbaik ini, kata Dia, diproyeksikan untuk mengamankan kekuasaan Golkar di Provinsi Banten.
Dari kubu PDIP, kata Eko, Sinyal mengembalikan kekuasaan Banten ke tangan partai besutan Megawati Soekarnoputri itu, ditunjukkan dengan mempersiapkan kader terbaik, jauh-jauh hari. Kader PDIP ada Rano Karno dan Mulyadi Jayabaya.
“Ditinjau dari pengalaman PDIP dan militansi kadernya, langkah serius merebut kembali kekuasaan sangat mendasar. Terlebih, jika seluruh kader siap all out bekerja dan berhasil memilih calon pendamping yang
tepat untuk Kader PDIP,” terangnya.
Sementara itu, ungkap Eko, dari kubu Gerindra pada Pemilu 2019 lalu, berhasil menguasai parlemen Banten dengan perolehan 16 kursi.
Maka, jika keberhasilan itu diraih kembali di Pemilu 2024, maka Gerindra hanya butuh koalisi satu parpol kecil untuk bisa mengusung kadernya meramaikan bursa Pilkada Banten.
“Kader Gerindra Banten sudah satu hati,
menyepakati nama Desmond J. Mahesa untuk diusung sebagai bakal Cagub Ketua DPD Gerindra Banten yang juga anggota DPR RI. Lantaran sosok Desmon itu dinilai figur yang paling tepat untuk membawa Partai Gerindra mengambil peran sentral di Pilkada,” ungkapnya. (mg1)