TIGARAKSA, SNID—Para korban banjir yang mengungsi di tenda pengungsian rawan terkena penyakit gatal, ISPA dan hipertensi. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mendirikan 3 posko kesehatan, Jumat (3/1).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmidzi mengatakan, di tenda-tenda atau tempat pengungsian korban banjir sangat rawan dan cepat penyebaran penyakitnya. Menurut Hendra, berdasarkan survei, penyakit yang paling banyak dialami para pengungsi itu adalah gatal-gatal, ispa, dan hipertensi.
Warga yang terkena gatal-gatal biasanya usia anak-anak karena main becek-becekan, sementara untuk ISPA hampir semua umur. Sedangkan hipertensi biasanya menyerang warga di atas 30 tahunan. Menurut Hendra, kemungkinan karena stres sehingga tekanan darah naik.
“Sebenarnya banyak penyakit yang bisa tersebar di tempat pengungsian, tetapi saat ini yang paling diderita oleh warga itu ISPA, batuk, pilek, terus gatal-gatal dan hipertensi, ” kata Hendra Tarmidzi, Jumat (3/1).
Menurut Hendra, sejak didirikan tenda atau tempat pengungsian, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang sudah mendirikan posko kesehatan diantaranya, satu di Kecamatan Solear, lalu di Kecamatan Cisoka dan terakhir di Kecamatan Teluknaga. Lanjut Hendra, selama melakukan pelayanan kesehatan, pihaknya sudah menerima keluhan-keluhan yang diderita oleh warga yang mengungsi.
“Ada tiga posko tang kita dirikan, satu di Solear, satu di Cisoka, dan satu lagi di Teluknaga. Di setiap posko ketiga penyakit itu sudah menyerang warga yang mengungsi, sebenarnya banyak penyakit yang bisa menyerang warga, cuma yang paling banyak ya tiga itu, gatal-gatal, ISPA dan hipertensi,”tambahnya.
Hendra mengatakan, pihaknya akan standby sampai situasi benar-benar kondusif. Lanjut Hendra, karena jika ditinggalkan akan berbahaya kepada masyarakat itu sendiri.
“Kita sebenarnya mengikuti jadwal BPBD, kurang lebih satu minggu, tapi kita lihat situasi dan kondisi, kalau kita tinggalkan malah bahaya, nanti banyak penyakit yang menyerang warga, makanya kita kawal terus,”tambahnya.
Sementara itu, warga yang mengungsi di salah satu pabrik yang dijadikan lokasi pengungsian di Desa Teluknaga, Kecamatan Teluknaga, Narwin mengaku sudah bosan tinggal di lokasi pengungsian. Menurutnya, walaupun kebutuhan logistik dan tempat tidur terpenuhi, jika bukan rumah sendiri tetap tidak nyaman.
“Logistik Alhamdulillah banyak di dapur umuk juga, cuma tetap saja kurang nyaman kalau di pengungsian, cuma bagai mana rumah saya belum surut airnya. Kalau air bersih tercukupi, karena memang tidak ada penyetopan untuk di wilayah Telukanaga,”katanya. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post