SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Sebagai kota yang dijuluki seribu industri sejuta jasa tak hanya industri manufaktur berdiri di Kota Tangerang. Namun juga banyaknya sumber daya manusia yang kreatif yang besar dan bermukim di daerah yang berbatasan dengan DKI Jakarta ini.
Salah satunya adalah Brama Yudha Prawira, pemuda yang berkecimpung dalam dunia perfilman ini memiliki pengalaman bergabung di ratusan judul sinema, baik film, sinetron dari berbagai rumah produksi bahkan pernah turut serta dalam pembuatan film Hollywood.
“Waktu itu di judul film Beyond Skyline yang juga dibintangi aktor Indonesia Iko Uwais dan film Journey Iran di keduanya bergabung menjadi tim sinematografi,” ujar dia belum lama ini.
Warga Kecamatan Periuk ini memulai karir dengan pernah mencicipi semua posisi di perfilman seperti lighting, operator kamera, creatif, hingga sutradara. Saat ini pria yang pernah menimba pendidikan di Institut Kesenian Jakarta ini sedang menyelesaikan film layar lebarnya yang bergenre drama horror berjudul Mayit the Dark Soul.
“Di film terbaru saya full sebagai sutradara dengan dibintangi aktor ternama seperti Dicky Chandra, Tengku Rifnu Wikana, Yati Surahman, Rachel JKT48 dan lainnya,” ujar dia. Brama Yudha Prawira sangat konsen dengan kemajuan insan perfilman khususnya di Kota Tangerang. Bersama rekan-rekannya dia memprakarsai Pasar Sinema.
Pasar Sinema merupakan ruang diskusi yang mengapresiasi karya sineas dan pegiat film di Tangerang.
Pria yang akrab disapa Yuda ini menjelaskan, dalam Pasar Sinema siapapun pegiat film di Tangerang dapat menampilkan karya yang telah dibuatnya. Film di Pasar Sinema tak sekadar diputar namun juga didiskusikan bersama-sama.
“Pasar Sinema tak menerapkan kurasi, dan batasan kualitas, film apa saja dan dibuat oleh siapa saja baik itu pelajar maupun umum dapat ditayangkan dan dibahas bersama mulai proses pembuatan dan lainnya,” ujar dia.
Menurutnya, konsep acara yang dikemas santai dan menarik ini memiliki tujuan mengajak SDM sineas dari Tangerang yang berminat mengembangkan diri di perfilman berkumpul dalam wadah Pasar Sinema.
“Pasar Sinema telah tiga seri diadakan sambutannya sangat positif, melalui ruang diskusi dan pemutaran film harapannya dapat memotivasi pegiat film di Tangerang terus berkarya dengan ide-ide kreatifnya,” kata dia.
Dikatakannya, Kota Tangerang merupakan daerah yang kaya akan ragam budaya, kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh para pelajar menjadikan budaya sebagai konten memperkenalkan Kota Tangerang melalui film.
Menurutnya, keragaman dan keunikan budaya yang dimiliki oleh Kota Tangerang dapat divisualkan melalui Film, sehingga budaya yang dimiliki Kota Tangerang semakin dikenal luas oleh masyarakat.
“Pegiat film khususnya pelajar tak perlu memikirkan tema apa yang akan dibuat, cukup menggali kebudayaan, misalkan tentang cagar budaya dapat dijadikan konten film yang menarik sehingga informasi tentang budaya akan mudah tersampaikan,” papar dia.
Hal tersebut pernah dilakukannya saat memproduksi film bertemakan kebudayaan yang berjudul Langit di Kota Benteng. Film tersebut pun telah diroadshow ke sekolah-sekolah dengan tujuan merangsang kreativitas pelajar dalam membuat film. “Kota Tangerang punya banyak konten, tinggal bagaimana pembuatnya menggali dan memperkenalkan lewat film,”ujarnya.
Kemudian, membuat film saat ini tak sesulit saat era 20 tahun lalu. Kini pemula khususnya pelajar dapat menikmati kemajuan teknologi dalam pembuatan filmnya. “Sekarang ada kamera video digital ketika ada kesalahan tinggal menghapus gambar, begitu juga kehadiran banyaknya platform digital sebagai sarana yang memudahkan untuk menyosialisasikan karya yang telah dibuat,” ujar dia. (made)
Diskusi tentang ini post