SATELITNEWS.COM, PAMULANG—Peran dai di era digital harus mampu bertransformasi. Jika tidak mampu mengikuti akan tertinggal oleh perkembangan zaman.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Umum MUI Kota Tangsel Abdul Rojak saat mengisi materi tentang Problematika Dakwah Era Kontemporer dan Kekinian pada hari kedua Pendidikan Kader Ulama (PKU) yang diselenggarakan MUI Kota Tangsel.
Menurut Kepala Kantor Kemenag Kota Serang ini, teknologi menjadi tantangan bagi para da’i. Maka harus mampu menyesuaikan kondisi masyarakat dewasa ini. Sebab dakwah itu mengajak, merangkul yang dengan demikian harus bisa menyesuaikan dengan kondisi zaman.
“Tanpa mengikuti perubahan itu maka akan tergilas oleh perubahan zaman yang berkembang secara cepat. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi para da’i dari kebiasaan dakwah kultural ke dakwah kontemporer seperti menggunakan teknologi, medsos, media massa, televisi dan sebagainya,” ujarnya berapi-api.
Lanjut doktor bidang pendidikan yang baru saja selesai sidang disertasinya di Bandung itu, dakwah dengan mimbar hanya didengar dengan sebatas yang hadir. Lain halnya dengan dakwah menggunakan fasilitas teknologi elektronik. Cakupannya sangat luas dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
“Hanya memang seorang dai perlu memetakan kondisi masyarakat sekitar. Dakwah kontemporer memang sangat cocok untuk masyarakat perkotaan. Masyarakatnya melek teknologi. Demikian dari aspek pendidikan dominasi menengah ke atas ketimbang di pedesaan,” ujar warga Cilenggang itu.
Bagi para dai diharapkan jangan pernah putus asa. Memang tidak mudah untuk menggunakan teknologi karena tidak terbiasa. Tapi berusaha terus menerus supaya mahir. Dan dakwah sendiri bukan sekedar ceramah semata. Tapi dakwah bisa disajikan dalam beragam bentuk. Baik itu kata-kata mutiara, tulisan berseri dan berbagai jenis dakwah lain.
“Perlu digarisbawahi proses dakwah tidak boleh lagi terbatas dakwah bil lisan tapi di perluas dengan dakwah bil hal, bil kitabah melalui tulisan dan bil hikmah dalam arti politik dan bil iqtishadiyah pada aspek ekonomi seperti jadi pengusaha dan masih banyak lagi yang lainnya,” bebernya.
Satu sisi peran media sangat luar biasa. Di sisi lain memang kadang diselewengkan atau di salahgunakan. Aspek lain media juga merupakan agen, dalam menyebarkan paham dan aliran serta dengan berbagai afiliasi. Namun perlu diingat bagi dai yang sering tampil di media sosial maka harus menguasai ilmu keislaman yang luas.
“Dakwah sangat berkaitan dengan sumber daya manusia. Maka perlu ada spesialisasi dalam berbagai bidang. Baik waris, fikih, ilmu alat, zakat, hadist dll,” pesannya. (din/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post