SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang mencatat selama Januari sampai April 2020 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai sebanyak 181 orang. Hal itu terjadi, lantaran Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diterapkan masyarakat, masih kurang dan perlu terus ditingkatkan.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Serang, Agus Sukmayadi mengatakan, dari 181 kasus DBD yang ditanganinya, 4 orang diantaranya meninggal dunia. “Ada peningkatan. Tapi secara umum, melandai. Melandai itu, tidak ada lonjakan,” kata Agus, Selasa (28/4).
Katanya, upaya yang dilakukannya bersama Puskesmas yaitu melaksanakan kegiatan promotif dan preventif terhadap kemungkinan terjangkitnya DBD. Tentunya dengan selalu bergotong-royong, serta tak henti–hentinya mengajak masyarakat untuk terlibat aktif memeranginya.
“Akibat pandemic Covid-19 ini, sulit sekali kami melakukan gotong royong. Karena harus mengurangi kontak dan selalu menjaga jarak (Social/Physical Distancing). Jadi kita upayakan, agar mereka melakukan pemberantasan nyamuk di rumahnya masing-masing,” tambahnya.
Disinggung terkait fogging (pengasapan) menurutnya, fogging tidak terlalu efektif untuk membunuh nyamuk secara utuh. Yang efektif adalah, dengan cara memberantas sarang nyamuk, melakukan 3M (menguras, membuang dan mengubur,red).
“Fogging itu menimbulkan residu, jadi enggak efektif,” tandasnya.
Ditambahkannya, masih banyaknya kasus DBD ini lantaran sampai saat ini PHBS di lingkungan masyarakat masih sangat kurang. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi masalah yang harus dituntaskan agar kasus DBD dapat diatasi.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Serang, Riris Budiarni mengatakan, kasus DBD pada triwulan pertama yakni Januari sampai Maret, mencapai 139 kasus. Jumlah tersebut tidak ada peningkatan, dibandingkan tahun 2019 di periode yang sama yaitu 131 kasus.
Diakuinya, kasus DBD ini mengalami kecenderungan naik pada awal tahun. Meskipun saat ini sedang berada di tengah pandemi Covid-19. “Ini peran sertanya masyarakat, untuk menurunkan DBD, enggak ada yang lain. Masa orang Puskesmas harus kuras bak. Yang dewasa dengan Baygon bisa mati, tapi kalau enggak dikuras jentiknya bisa hidup lagi. Satu kali bertelur, 600 jentik. Kalau separuh saja yang netas, sudah berapa. Yang gigit betina, itu estimasi,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post